BI Janji Perlonggar Likuiditas
Mulai Rem Ekspansi Kredit
Kamis, 09 Oktober 2008 – 12:08 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) membantah kenaikan BI rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 9,5 persen, akan memperketat likuiditas. Menurut bank sentral, mengendalikan inflasi dan nilai tukar rupiah melalui kenaikan suku bunga adalah kebijakan yang berbeda dengan langkah pelonggaran likuiditas. Pelonggaran likuiditas tetap dilakukan sesuai kebutuhan dan tetap tidak mengganggu upaya menjaga nilai tukar rupiah. Pelonggaran dilakukan antara lain dengan mengurangi biaya repo (gadai) surat berharga, dan memperpanjang tenor repo dari satu pekan menjadi 90 hari. Pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) juga akan dilakukan dalam waktu dekat. "Itu semua diharapkan memberikan efek psikologis, dan mengatasi pengeringan likuiditas," kata Miranda.
"Harus dibedakan kebijakan untuk memberi anchor (jangkar) mengurangi inflasi, dan kebijakan lain yang untuk melonggarkan likuiditas," kata Deputi Gubernur Senior BI Miranda Swaray Goeltom di kantornya kemarin (8/10).
Baca Juga:
Miranda mengakui, kebijakan menaikkan bunga akan mengetatkan likuiditas. Namun ada langkah lain untuk melonggarkan likuiditas di perbankan.
Baca Juga:
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) membantah kenaikan BI rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 9,5 persen, akan memperketat likuiditas. Menurut bank
BERITA TERKAIT
- Selamat! 519 Peserta Lulus Pertamina UMK Academy
- Perihal Kenaikan PPN 12 Persen, Pengamat: PDIP Harus Bertanggung Jawab
- Pupuk Kaltim Raih Predikat Gold Star Investortrust ESG Awards 2024
- Ada 3 Program Diskon Menjelang Nataru, Menko Airlangga Targetkan Rp 80 Triliun Tercapai
- Beli BBM Bisa Dapat Cashback Cuma Pakai Kartu Kredit BNI-MyPertamina
- Pupuk Kaltim Raih 3 Penghargaan di Ajang IDIA 2024