BI Janji Perlonggar Likuiditas
Mulai Rem Ekspansi Kredit
Kamis, 09 Oktober 2008 – 12:08 WIB
Guru Besar Fakultas Ekonomi UI itu mengatakan kebijakan suku bunga diharapkan memberi ketenangan kepada pasar. Ini pesan bahwa bahwa bank sentral peduli terhadap kesinambungan perekonomian. Di tengah situasi serbatidakpasti, dibutuhkan kepastian adanya otoritas yang siap menjaga inflasi.
Miranda mengatakan inflasi masih baru akan melandai dalam beberapa bulan ke depan. Kenaikan BI rate diyakini juga tidak terlalu mempengaruhi kondisi perbankan. "Apabila bunga dinaikkan, tidak mengganggu peran perbankan mendukung ekonomi," katanya.
Para pengamat ekonomi mengkritik langkah BI tersebut. Kenaikan BI rate dikawatirkan justru akan memperparah pengeringan likuiditas. Padahal efektivitasnya untuk meredam inflasi masih diragukan. "Kenaikan ini menunjukkan BI belum memandang serius kesulitan likuiditas di sistem perbankan," kata Chief Economist Danareksa Researh Institute Purbaya Yudi Sadewa.
Sementara upaya BI mengerem laju pertumbuhan kredit mulai membuahkan hasil. Laju pertumbuhan kredit yang melesat pada Agustus lalu, mulai melambat memasuki September. Pertumbuhan kredit month to month September hanya 1 persen, jauh lebih rendah dari rata-rata bulanan 2,4 persen.
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) membantah kenaikan BI rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 9,5 persen, akan memperketat likuiditas. Menurut bank
BERITA TERKAIT
- Jasa Raharja Sampaikan Santunan kepada Korban Kecelakaan Beruntun di Semarang
- Pupuk Kaltim Berhasil Pertahankan Predikat Platinum di Ajang SNI Award 2024
- Kemensos dan Instansi Terkait Siap Rumuskan Protokol Penggunaan Data Tunggal Kemiskinan
- Proyek PIK 2 Dinilai Menguntungkan Rakyat, JMBB Suarakan Dukungan
- Tegas, YLKI Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
- Pupuk Indonesia Percepat Penebusan Pupuk Subsidi di Wonogiri untuk Dukung Musim Tanam