BI Nyaman Jika Rupiah 9.100 per USD
Kamis, 22 Juli 2010 – 03:09 WIB

Pjs Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution. Foto : M Ramli/JAWA POS
Darmin menambahkan, kebijakan intervensi akan terus dilakukan BI. Dia mengakui, saat ini, yang dihadapi BI bukanlah tekanan melemahnya Rupiah, tapi justru tekanan menguatnya Rupiah. "Sebab, capital inflow (arus modal masuk) yang masuk ke pasar uang dan pasar modal sangat banyak. Itu terlihat di SUN maupun saham," terangnya.
Data BI menunjukkan, sepanjang awal pekan Juli ini saja, dana asing yang masuk ke instrumen SUN mencapai Rp 2,3 triliun dan dana asing yang masuk ke pasar saham mencapai Rp 1,2 triliun. Darmin mengakui, kebijakan BI untuk menahan penguatan nilai tukar Rupiah memang tidak populer bagi para importer maupun mayoritas masyarakat yang menginginkan Rupiah kuat sehingga harga barang menjadi lebih murah.
Meski demikian, penguatan Rupiah tidak disenangi oleh eksporter yang justru mengharapkan Rupiah melemah agar nilai ekspornya naik. "Jadi, BI ada di tengah, melihat kepentingan semua pihak dan mengkombinasikannya untuk menyusun kebijakan moneter yang bisa menjaga nilai tukar Rupiah agar nyaman bagi semua pihak, sehingga bisa menjadi acuan perencanaan bisnis pelaku ekonomi," paparnya. (owi/kim)
JAKARTA - Derasnya aliran dana asing yang masuk ke sistem keuangan Indonesia membuat nilai tukar Rupiah terus menguat. Meski demikian, penguatan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Menteri ESDM: Mudik 2025 Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
- BAZNAS Promosikan Produk Kue UMKM Sebagai Hampers Ramadan Favorit
- Penetrasi Keuangan Syariah Rendah, OJK Minta Pelaku Usaha Melakukan Ini
- Libur Lebaran 2025, MRT Jakarta Beroperasi hingga Tengah Malam
- Mega Insurance & Lifepal Bayar Klaim Kendaraan Korban Banjir Bekasi dengan Proses Cepat
- Adhome Bikin Akses Properti Lebih Mudah dan Transparan