BI Pangkas Suku Bunga
Turun 25 Bps Jadi 9,25 Persen
Jumat, 05 Desember 2008 – 09:32 WIB
Untuk mengatasi permasalahan segmentasi di Pasar Uang Antarbank (PUAB), BI juga menurunkan bunga fasilitas pinjaman harian (overnight) melalui transaksi repo. Yakni, dari BI rate plus 100 bps menjadi BI rate plus 50 bps. Otoritas moneter itu juga menyesuaikan FASBI rate dari semula BI rate minus 100 bps menjadi BI rate minus 50 bps.
Baca Juga:
Hartadi mengatakan, BI rate dan repo rate merupakan instrumen yang sangat memengaruhi kondisi likuiditas di pasar. BI berkepentingan menjaga likuiditas perbankan agar penyaluran kredit, terutama yang telah dikomitmenkan, berjalan lancar. Di tengah ketatnya likuiditas, instrumen pinjaman ke BI melalui repo diharapkan menjadi andalan. Terutama bagi bank kecil yang makin sulit mendapatkan pinjaman dari interbank untuk memenuhi penyaluran kreditnya.
"Kalau ada bank kecil mengalami kesulitan likuiditas, padahal sudah ada komitmen kredit, kita akan kerepotan. Dengan likuiditas ketat dan belum normal, BI membuka discount rate (repo)," kata Hartadi. Penurunan BI rate dan suku bunga repo, selain memengaruhi indikator makroekonomi, juga menjaga agar likuiditas bank tetap terjaga.
Kalangan banker menyambut positif keputusan bank sentral tersebut. "Ya, jelas secara umum kita memang menginginkan BI rate bisa turun," ujar Dirut BNI Gatot M. Suwondo kemarin (4/12). Dia menuturkan, penurunan BI rate memberi stimulan positif bagi perekonomian. Bunga kredit diharapkan terkoreksi, yang muaranya bisa menggerakkan dunia usaha.
JAKARTA - Untuk kali pertama sepanjang 2008, Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga. Kemarin bank sentral memangkas suku bunga acuan atau BI rate
BERITA TERKAIT
- TTArtisan Meluncurkan 3 Lensa untuk Kamera Mirrorless, Harga Mulai Rp 2 Jutaan
- Electricity Connect 2024 Siap Jadi Sarana Solusi Inovatif untuk Tantangan Transisi Energi Bersih
- Hunian ini Tawarkan Ruang Hijau yang Asri
- Hunian ini Tawarkan Ruang Hijau yang Asri
- Lebih dari 32.000 Pengunjung Ramaikan K-Expo Indonesia 2024
- Soal Dampak Green Bond, BNI Bisa Jadi Contoh dan Acuan Bagi Sektor Perbankan di Indonesia