BI Rate Naik Lagi
Bank Sentral Lebih Pilih Stabilisasi Inflasi
Rabu, 08 Oktober 2008 – 11:19 WIB
Kenaikan BI dikawatirkan justru akan memperparah pengeringan likuiditas. Padahal efektivitasnya untuk meredam inflasi masih diragukan. "Kenaikan ini menunjukkan BI belum memandang serius kesulitan likuiditas di sistem perbankan," kata Chief Economist Danareksa Researh Institute Purbaya Yudi Sadewa kemarin (7/10).
Baca Juga:
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) A. Erani Yustika mengatakan BI terlalu textbook dalam menerapkan kebijakan moneter. Kenaikan BI rate tidak akan membawa manfaat, karena inflasi sudah tidak bisa diselamatkan.
"Ini membuat investasi jadi seret dan krisis menjadi kian dalam. Mestinya BI rate direlaksasi, seperti yang dilakukan bank sentral Australia," kata Erani.
Ketua Komite Tetap Fiskal dan Moneter Kadin Indonesia Bambang Soesatyo berpendapat kenaikan BI Rate mencerminkan langkah menaikkan skala pengetatan moneter kita. "Tentu tidak kondusif bagi dunia usaha, karena dengan begitu harga dana atau kredit menjadi lebih mahal," kata Bambang.
JAKARTA - Pupus sudah harapan pelaku pasar modal untuk mendapatkan insentif dari bank sentral. Ini setelah Bank Indonesia mengumumkan kenaikan BI
BERITA TERKAIT
- Beragam Produk Properti Berkualitas Hadir di Pameran Summarecon Expo 2024
- Rembuk Tani jadi Cara Pupuk Indonesia Penuhi Kebutuhan Petani Sragen
- Harga Minyakita Tak Naik di Semua Daerah, Ah Masa?
- Dukung Industri dalam Negeri, Bea Cukai Beri Izin Fasilitas PLB ke Perusahaan Ini
- Gandeng LAPI ITB, Pertamina Patra Niaga Gerak Cepat Investigasi Kualitas Pertamax
- Mendag Klaim Harga Minyakita Bakal Turun Pekan Ini