BI Rate Tertambat di 6,5 Persen
Sabtu, 04 September 2010 – 01:10 WIB

BI Rate Tertambat di 6,5 Persen
Peningkatan fungsi intermediasi perbankan tercermin pada angka pertumbuhan kredit yang meningkat mencapai 20,3 persen (yoy) pada Agustus 2010. Bank Indonesia akan selalu memantau perkembangan perbankan untuk memastikan fungsi intermediasinya berjalan dengan baik.
Baca Juga:
Namun demikian dengan mempertimbangkan adanya potensi tekanan inflasi ke depan, Dewan Gubernur memandang penting untuk menaikkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) Primer dari 5 persen menjadi 8 persen DPK (Dana Pihak Ketiga) Rupiah, mengingat kondisi ekses likuiditas perbankan yang masih cukup besar.
“Atas pemenuhan tambahan GWM Primer sebesar 3 persen akan diberikan remunerasi sebesar 2,50 persen p.a. Kombinasi kebijakan tersebut dipandang memadai untuk menjaga stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan di tengah arus modal yang masih tinggi,” ujarnya.
Sementara itu, dalam rangka mendorong fungsi intermediasi perbankan, Dewan Gubernur juga menetapkan ketentuan GWM berdasarkan LDR (Loan to Deposit Ratio) agar kredit perbankan tumbuh dengan tetap berlandaskan pada prinsip kehati- hatian, dengan batas bawah LDR 78 persen dan batas atas LDR 100 persen. “Bank yang memiliki LDR diluar kisaran target LDR akan dikenakan disinsentif berdasarkan selisih LDR terhadap target. Apabila LDR bank melebihi target dengan kondisi permodalan yang memadai bank dapat memperoleh insentif,” tukasnya.
JAKARTA - Kembali, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 3 September 2010 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate pada tingkat 6,50
BERITA TERKAIT
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 April 2025, UBS dan Galeri24 Sama Saja
- Transaksi Tabungan Emas Pegadaian Diproyeksikan Naik 10 Kali Lipat pada Akhir April
- 165.466 Kendaraan Meninggalkan Jabotabek saat Libur Panjang
- Satgas Ramadan & IdulFitri Pertamina Dinilai Berhasil Memitigasi Lonjakan Permintaan BBM
- Pemda Diminta Jadi Motor Investasi dan Pemerataan Ekonomi
- PLN IP Siap Penuhi Kebutuhan Hidrogen Sebagai Energi Alternatif Masa Depan