BI Rate Tetap, Pelaku Usaha Kecewa
Sabtu, 08 November 2008 – 01:52 WIB
JAKARTA - Kalangan pelaku usaha menyesalkan keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) pada level 9,5 persen meskipun tingkat inflasi Oktober turun. Belum turunnya BI Rate meyebabkan pergerakan sektor riil menjadi terhambat.
“Dampak penahanan BI rate di 9,50 persen akan mengakibatkan pemberian kredit terhenti, hingga akhirnya dunia usaha akan slow down dan tidak ekspansif,” ujar Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Erwin Aksa, Jumat (7/11).
Baca Juga:
Menurut dia, pengetatan likuiditas masih akan terjadi sehingga semakin menyulitkan dunia usaha dalam memperoleh pembiayaan. Disisi lain, beberapa industri terpaksa mengurangi produksi karena menurunnya permintaan. Erwin mengaku para pelaku usaha menyesalkan keputusan Rapat dewan Gubernur BI yang mempertahankan BI rate pada level 9,5 persen itu.
BI berdalih keputusan itu sudah berdasarkan evaluasi menyeluruh terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan, baik dalam negeri maupun luar negeri, serta arah perkembangan laju inflasi. “Kebijakan ini tidak sejalan dengan keinginan pemerintah yang ingin menggerakkan sektor riil,” tukasnya.
JAKARTA - Kalangan pelaku usaha menyesalkan keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) pada level 9,5 persen meskipun
BERITA TERKAIT
- YLKI: Diskon Listrik 50% Beri Manfaat untuk Daya Beli dan Pemulihan Ekonomi Masyarakat
- Menjelang Nataru, Satgas Pangan Polda Jabar Pastikan Tak Ada Hambatan Distribusi Pangan
- Libur Nataru, KAI Daop 2 Bandung Siapkan 54 Ribu Lembar Tiket KA Tambahan
- Hunian Urban Makin Diminati, Unit Apartemen PPK Kemayoran Jadi Pilihan Strategis
- Pelaku Usaha Harapkan Prabowo Bentuk Badan Otoritas Sawit
- Ini Peran Bea Cukai dalam Mendukung Kinerja APBN Tetap On Track hingga November 2024