BI Rate Tetap, Pelaku Usaha Kecewa

BI Rate Tetap, Pelaku Usaha Kecewa
BI Rate Tetap, Pelaku Usaha Kecewa
Dia menambahkan, keputusan BI mempertahankan BI rate membuat pengusaha tetap terbebani bunga utang yang tinggi. Kondisi itu bisa meningkatkan potensi gagal bayar utang (default). Dalam bisnis, bunga perbankan menjadi sangat penting untuk mengurangi beban dunia usaha. Menurut dia, kenaikan BI rate tidak cukup kuat untuk menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS. “Apalagi, masyarakat kini semakin mudah melarikan dananya ke luar negeri,” lanjutnya.

Oleh karena itu, lanjut Erwin, BI jangan hanya menggunakan BI rate untuk menstabilkan moneter. Namun, perlu meningkatkan kehati-hatian terhadap valuta asing yang keluar dari Indonesia. Dia mengusulkan BI membuat kebijakan yang mewajibkan seluruh devisa hasil ekspor Indonesia ditarik ke dalam negeri. ”Tidak perlu diparkir di negara lain, sehingga langkah-langkah BI akan cukup untuk mengamankan stabilitas moneter Indonesia,” terangnya.

Wakil Ketua Umum Kadin, Chris Kanter mengatakan, upaya BI untuk mendukung pertumbuhan sektor riil harus diimbangi dengan penurunan BI rate. Disisi lain BI menilai BI Rate itu ditetapkan untuk menahan ekspektasi inflasi dan menjaga kurs rupiah. Cris mengusulkan BI rate diturunkan sebesar 1 persen hingga mencapai level 8,5 persen. “Paling tidak, BI rate diturunkan 0,75–1 persen. Kalau tidak, dunia usaha semakin kesulitan mendapatkan pembiayaan,” jelasnya.(wir/fan)


JAKARTA - Kalangan pelaku usaha menyesalkan keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) pada level 9,5 persen meskipun


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News