BI Rate Tinggi, Rupiah Masih Tren Depresiasi
Di samping itu, ia menerangkan, tekanan rupiah juga dipicu oleh faktor sentimen domestik yang terkait dengan perilaku investor yang menunggu rencana kebijakan pemerintah ke depan.
"Termasuk (pasar) menunggu kebijakan terkait subsidi energi. Namun, kami akan terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya," ujarnya.
Sementara itu, RDG bulanan BI juga memutuskan untuk tetap mematok tingkat suku bunga lending facility dan suku bunga deposit facility masing-masing pada level 7,5 persen dan 5,75 persen.
Kebijakan tersebut dinilai konsisten dengan upaya untuk mengarahkan inflasi menuju sasaran 4,5 persen plus minus 1 persen pada 2014. Dan menuju target 4,0 persen plus minus 1 persen pada 2015. Selain itu, kebijakan suku bunga tinggi diyakini dapat menurunkan defisit transaksi berjalan ke level sekitar 3 persen dari Produk Domestik Bruot (PDB) pada 2014.
Namun, konsekuensi dari penurunan defisit transaksi berjalan tersebut adalah moderasi permintaan domestik dan penurunan impor. "Secara keseluruhan pada tahun in, pertumbuhan ekonomi kami perkirakan masih dalam kisaran 5,1-5,5 persen, dengan kecenderungan menuju batas bawah," terangnya. (gal)
JAKARTA - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI rate) pada level 7,5 persen selama sepuluh bulan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Herco Digital Peraih TOP 3% Digital Agency Indonesia, Jasa Website Bisnis Terbaik
- Bobby Gafur: Pengentasan Kemiskinan Jadi Isu Utama Rapimnas Kadin 2024
- Bank Mandiri & Tzu Chi Luncurkan Kartu Kredit Berbasis Donasi dan Layanan Filantropi Digital
- PLN UIP Kalimantan Bagian Timur Raih Penghargaan Gold di ISDA 2024
- Para Investor kini Menjadikan ESG sebagai Kriteria Utama Portofolio
- PPM MHU Raih Tamasya Award 2024 dari Kementerian ESDM