BI Rilis Regulasi Tata Cara Beli Devisa

BI Tangkal Spekulasi Rupiah

BI Rilis Regulasi Tata Cara Beli Devisa
BI Rilis Regulasi Tata Cara Beli Devisa
Hal senada diungkapkan ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan. Menurut dia, saat ini ada pelarian dana asing sehingga menyebabkan pasokan USD berkurang. ''Masalahnya, dana dari asing yang biasanya masuk di pasar saham juga berhenti sehingga likuiditas USD makin ketat,'' ujarnya.

Dia menilai, semua transaksi atau aksi beli USD yang dilakukan pelaku pasar bukan untuk spekulasi. ''Orang beli USD saat ini ada alasannya. Ada yang bayar utang, untuk impor, dan sebagainya. Saat ini rupiah belum pada tahap yang benar-benar sangat lemah sehingga berpotensi dijadikan spekulasi,'' jelasnya. Seandainya ada investor ritel yang membeli dolar AS sebanyak USD 5 ribu-USD 10 ribu untuk spekulasi, dia menilai, jumlahnya tidak signifikan.

Fauzi mengatakan, solusi utama untuk memperkuat rupiah ialah menambah pasokan USD. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah mengembalikan uang WNI yang diparkir di luar negeri. ''Caranya banyak, salah satu di antaranya adalah tax amnesty,'' ujarnya. Kadin sudah mengusulkan hal tersebut kepada otoritas agar likuiditas di dalam negeri longgar.

Secara terpisah, Kepala Ekonom BNI Tony Prasentiantono mengatakan, ada indikasi pelarian dana nasabah kakap di tanah air ke bank-bank di luar negeri dengan alasan keamanan atas penjaminan dana simpanannya. Bagaimanapun, kata dia, emerging market masih dinilai rentan oleh nasabah-nasabah kakap. ''Sejak awal saya merasa pemerintah terlambat melakukan blanket guarantee. Yang bisa membuat rupiah menguat adalah blanket guarantee,'' ujarnya. Dia berharap, jika suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) turun menjadi 0,5 persen, akan ada hot money yang masuk ke tanah air.

JAKARTA - Sektor finansial tanah air masih diselimuti kabut tebal. Bursa saham maupun nilai tukar rupiah terus didera pelemahan. Rabu (12/11) nilai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News