BI Sebut Keuangan Syariah Lebih Kuat Menghadapi Krisis Global

jpnn.com, JAKARTA - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyatakan pasar keuangan syariah menunjukkan telah membuktikan ketahanan yang lebih kuat terhadap hantaman krisis.
Hal itu diketahui berdasarkan pengalaman krisis keuangan global sebelumnya.
Menurut Destry, ketahanan keuangan syariah karena praktiknya berkaitan dengan sektor riil.
Prinsip syariah juga menghindari transaksi berbasis bunga serta transaksi berbasis spekulasi.
"Oleh karena itu keuangan syariah layak menjadi alternatif baru dan menawarkan model keuangan yang lebih prospektif dalam lanskap ekonomi global," ujar Destry di Jakarta, Rabu (27/10).
BI pun saat ini terus mengembangkan suku bunga acuan bebas risiko yang sesuai prinsip syariah.
Penguatan ini diperlukan untuk menghadapi dampak penghentian London Interbank Offered Rate (LIBOR) mulai akhir 2021.
"Pengembangan standarisasi dalam pasar keuangan syariah akan memperkuat pengelolaan likuiditas sehingga dapat meningkatkan arus investasi yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi riil," kata Destry.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyatakan pasar keuangan syariah menunjukkan telah membuktikan ketahanan yang lebih kuat terhadap hantaman krisis.
- Resah Lihat Kondisi Ekonomi, Mahasiswa UKI Bagikan Beras untuk Membantu Warga
- PNM Wujudkan Dukungan untuk Pendidikan Berkualitas lewat Ruang Pintar
- Kemenko PM Uji Publik Standar Pendampingan Usaha lewat Pilar Berdaya Bersama
- Bulog Siap Dukung Koperasi Merah Putih untuk Memperkuat Ketahanan Pangan
- Sepakat dengan IMF, Ekonom Bank Mandiri Sebut Indonesia Salah Satu Pusat Ekonomi Dunia
- Dairy Champ Perluas Potensi Wirausaha di Indonesia lewat Program Ibu Juara