BI Siap Intervensi Pasar Demi Jaga Rupiah

jpnn.com - JAKARTA – Bank Indonesia (BI) meyakini, fundamental perekonomian Indonesia tidak terganggu efek negatif terpilihnya Donald Trump sebagai presiden ke-45 Amerika Serikat.
Buktinya, BI mempertahankan suku bunga acuan 7 days (reverse) repo rate di level 4,75 persen, deposit facility (4 persen), dan lending facility (5,5 persen).
Gubernur BI Agus D. W. Martowardojo menyatakan, tekanan pada rupiah memang terjadi sejak 8 November.
Hingga 16 November, rupiah terdepresiasi 2,53 persen. Kurs tengah BI kemarin ditutup Rp 13.385 per USD.
Padahal, selama kuartal III, nilai tukar rupiah menguat 1,39 persen. Sementara itu, selama Oktober 2016, penguatan rupiah 0,17 persen.
Menurut Agus, rupiah yang keok pada November ini lebih disebabkan faktor global. Yakni, ketidakpastian akibat Trump Effect.
Agus mengakui, dunia khawatir dengan janji proteksionisme Trump serta secondhand effect yang ditularkan Tiongkok.
Bila impor AS dibatasi, volume perdagangan dikhawatirkan menurun. Alasannya, ekspor Indonesia ke AS sekitar sebelas persen dari total ekspor.
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) meyakini, fundamental perekonomian Indonesia tidak terganggu efek negatif terpilihnya Donald Trump sebagai presiden
- Soal Keluhan AS Terhadap Barang Bajakan di Mangga Dua, Kemendag Bilang Begini
- Sinarmas Investama Ajak Generasi Muda Melek Investasi Digital
- Sejumlah Tokoh Ikut Tenangkan Nasabah Bank DKI dan Imbau Tidak Kosongkan Rekening
- SPBH Milik PLN IP Bakal Jadi Kunci Penting Mewujudkan Transportasi Berbasis Hidrogen
- Talenta Unggul Mampu Memperkuat Hilirisasi Pertambangan
- Harga Emas Melonjak, Didimax Buka Edukasi Trading Gratis