BI Sudah Gelontorkan Rp 300 Triliun untuk Tolong Rupiah, Hasilnya?
jpnn.com, JAKARTA - Bank Indonesia ternyata sudah menggelontorkan dana sekitar Rp 300 triliun sepanjang tahun ini, dalam intervensi pasar guna menguatkan nilai tukar rupiah dari tekanan dolar AS, imbas pandemi global virus corona (covid-19).
Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam pernyataan resmi mengatakan intervensi nilai tukar rupiah dilakukan di pasar spot, kemudian di pasar sekunder untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN), yang dilepas investor asing, dan intervensi di pasar Domestik NDF
"Kami terus melakukan injeksi likuiditas baik rupiah dan valas, untuk injeksi likuditas kami laporkan tahun ini sudah injeksi rupiah hampir Rp 300 triliun," kata Perry.
Injeksi likuiditas itu antara lain dengan pembelian SBN di pasar sekunder mencapai Rp163 triliun, yang telah dilepas investor asing.
Kemudian, BI mengubah Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah atau batas pencadangan kas bank mencapai Rp 51 triliun sejak awal tahun.
Selain itu, BI juga melonggarkan lagi GWM rupiah dengan tambahan likuiditas mencapai Rp 23 triliun dan GWM valas dengan nilai suntikan dana 3,2 miliar dolar AS.
Perry mengatakan langkah itu dilakukan karena aliran modal asing (capital outflow) yang keluar dari Indonesia terus meningkat akibat tekanan ekonomi global.
Dari Januari hingga Kamis (19/3) kemarin, arus modal keluar mencapai Rp 105,1 triliun secara neto.
Bank Indonesia (BI) ternyata sudah menggelontorkan dana sekitar Rp 300 triliun, sepanjang tahun ini, dalam intervensi pasar guna menguatkan nilai tukar rupiah dari tekanan dolar AS.
- Rupiah Melemah Karena Penggeledahan di BI? Misbakhun Angkat Suara
- Rupiah Anjlok Lagi, Per USD Tembus Rp 16.313
- Pemerintah Sebar Uang Layak Edar Rp 133,7 Triliun untuk Natal dan Tahun Baru
- Sambut Natal & Tahun Baru, BI Menyediakan Uang Layak Edar Rp 133,7 Triliun
- Malam-malam, KPK Menggeledah Kantor BI, Ada Kasus Korupsi Apa?
- BI Melaporkan Utang Indonesia Menurun, Berikut Perinciannya