BI: Suku Bunga Acuan Masih Punya Ruang untuk Turun, Tetapi...
jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan, suku bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) masih memiliki ruang untuk turun.
“Kami akan melihat kemungkinannya, dengan tetap menjaga stabilitas khususnya NTR dan bagaimana lebih efektifnya mendorong pemulihan ekonomi,” ujar Perry dalam Raker bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Selasa (9/2).
Perry Warjiyo menyebut, suku bunga acuan telah diturunkan sebanyak lima kali pada 2020, dengan total 125 basis poin dan merupakan terendah sejak 2013.
Meski demikian, dia menuturkan penurunan suku bunga acuan akan dilakukan dengan tetap mempertimbangkan berbagai faktor.
"Seperti efektivitas kebijakan tersebut pada stabilitas nilai tukar rupiah, stabilitas eksternal, serta dampaknya pada ekonomi nasional," jelas Perry Warjiyo.
Oleh sebab itu, Perry Warjiyo mengatakan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Januari 2021 pihaknya memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 3,75 persen.
"Kami akan melihat kemungkinannya dengan tetap menjaga stabilitas khususnya stabilitas nilai tukar rupiah dan bagaimana lebih efektifnya mendorong pemulihan ekonomi," katanya.
Sementara itu, dalam kebijakan pelonggaran likuiditas atau Quantative Wasing (QE) Perry mengatakan, BI telah menggelontorkan uang sebesar Rp740,7 triliun atau 4,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan, suku bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) masih memiliki ruang untuk turun.
- Usut Kasus korupsi CSR, KPK Periksa Pejabat Bank Indonesia
- Rupiah Melemah Karena Penggeledahan di BI? Misbakhun Angkat Suara
- Rupiah Anjlok Lagi, Per USD Tembus Rp 16.313
- Pemerintah Sebar Uang Layak Edar Rp 133,7 Triliun untuk Natal dan Tahun Baru
- Sambut Natal & Tahun Baru, BI Menyediakan Uang Layak Edar Rp 133,7 Triliun
- Waspada, Gubernur BI Sebut Ketidakpastian Pasar Keuangan Global Meningkat