BI Tak Terlalu Khawatir soal Kenaikan Suku Bunga The Fed, Ini Sebabnya

jpnn.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) tak terlalu khawatir dengan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan kondisi fundamental Indonesia saat ini sangat baik.
"Defisit transaksi berjalan yang rendah, surplus neraca modal finansial yang cukup besar, arus modal dalam bentuk penanaman modal asing, dan surplus neraca dagang," ujar Perry dalam Konferensi Pers RDG BI Bulan Januari 2022 Cakupan Tahunan di Jakarta, Kamis (20/1).
Perry menilai kemungkinan kenaikan bunga kebijakan Fed terjadi seiring dengan tingginya inflasi di negeri adidaya akibat pemulihan ekonomi.
Amerika Serikat tetap mengalami inflasi meski adanya peningkatan kasus COVID-19 varian Omicron dan rantai pasokan global, serta kenaikan harga energi.
Perubahan kebijakan Negeri Paman Sam tersebut kemungkinan akan berdampak kepada sisi eksternal ekonomi Indonesia, terutama karena langkah itu diperkirakan memicu peningkatan suku bunga obligasi AS sekitar dua persen, bahkan kemungkinan lebih tinggi.
Perry menjelaskan jika suku bunga obligasi AS meningkat, maka selisih dengan suku bunga obligasi Indonesia pun semakin menipis.
Hal itu akan berpengaruh terhadap arus modal asing pada portofolio Surat Berharga Negara (SBN) di dalam negeri.
Bank Indonesia (BI) tak terlalu khawatir dengan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed.
- RI Terdampak Perang Dagang, Prabowo: Kita Tetap Tenang
- BI Turun Tangan Redam Gejolak Kurs Rupiah di Pasar NDF
- Realitas Utang
- Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir Sampaikan Usulan Guna Mitigasi Kebijakan Tarif Resiprokal AS
- Demo di Akhir Pekan, Ribuan Warga Amerika Kecam Persekutuan Elon Musk & Donald Trump
- Waka MPR Eddy Soeparno Angkat Bicara soal Protes AS Terhadap Kebijakan TKDN Indonesia