BI Turunkan Bunga Repo

Untuk Pertahankan Likuiditas Perbankan

BI Turunkan Bunga Repo
BI Turunkan Bunga Repo
Langkah optimalisasi repo ini dinilai lebih efektif bagi industri perbankan ketimbang melirik pinjaman lewat pasar uang antar-bank (PUAB) yang bunganya terus terkerek dan jangka waktunya cukup pendek.

Dengan besaran bunga BI rate plus 100 basis poin alias 1 persen, dia menilai cukup murah. "(Patokannya), jika bunganya 2 persen di atas BI rate (11,25 persen), berarti itu murah," jelasnya. Artinya, keputusan bank sentral cukup tepat karena bank-bank pasti tidak akan melirik repo untuk mendapatkan likuiditas jika bunganya menembus 12 persen.

Secara terpisah, Dirut PT Bank NISP Tbk Pramukti Surjaudaja mengatakan, industri jasa keuangan kini tengah menghadapi likuiditas yang sangat ketat. Pertumbuhan penghimpunan DPK dan pengucuran kredit timpang sangat lebar. Untuk mengatasinya, bank melakukan banyak cara. Bagaimana dengan repo SBI? "Repo SBI memang dilakukan, tapi jauh lebih jarang," terangnya kemarin.

Dia mengatakan, mayoritas bank masih mengandalkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) karena itu yang paling aman. Namun, sambung dia, untuk kebutuhan jangka pendek bank memilih menggunakan dana pasar uang antarbank (PUAB). "Sebab, umumnya berbiaya bunga lebih rendah," ujarnya.

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memenuhi janji mengoptimalkan repo surat berharga dan pasar uang antarbank untuk mengatasi kesulitan likuiditas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News