BI Waspadai Peningkatan Risiko Kredit Pertambangan
jpnn.com, BALIKPAPAN - Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit di Kalimantan Timur menunjukkan tren positif dengan total Rp 110,5 triliun pada 2018.
Meski demikian, Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Kaltim Muhamad Nur mengatakan, peningkatan risiko kredit tetap perlu diwaspadai, terutama yang bersumber dari sektor pertambangan.
Sebab, peningkatan harga batu bara yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu menyebabkan repayment capacity pelaku usaha atau korporasi pertambangan berkurang.
“Jika kita lihat secara angka, kredit Kaltim pada 2018 tumbuh sebesar 16,72 persen year on year (yoy) dengan non-performing loan (NPL) sebesar 4,61 persen,” kata Nur, Rabu (30/1).
Berdasarkan jenis penggunaan, penyaluran kredit investasi tercatat sebesar 41 persen.
Setelah itu diikuti dengan modal kerja sebesar 36 persen dan konsumsi yang mencapai 33 persen.
Berdasarkan lapangan usaha, penyaluran ke lapangan usaha pertanian dan kehutanan tercatat sebesar 18 persen, perdagangan sebesar 13 persen dan pertambangan sebesar 12 persen.
“Pertumbuhan penyaluran kredit menunjukkan adanya optimisme pelaku ekonomi terhadap kondisi ekonomi Kaltim ke depan,” tutur Nur.
Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit di Kalimantan Timur menunjukkan tren positif dengan total Rp 110,5 triliun pada 2018.
- Dukungan Diaspora Loan BNI Bikin Restoran Indonesia Dapur Van Java di Perth Siap Ekspansi
- MIND ID Nilai Pengamat Pertambangan Berperan dalam Optimalisasi Hilirisasi
- BI Pangkas Suku Bunga Acuan, Legislator Komisi XI: Sinyal Positif Bagi UMKM
- Senator asal NTB Minta Himbara Fleksibel & Permudah Masyarakat dalam Pengajuan Kredit Perbankan
- Efek PPN 12 Persen, 3 Jenis Kredit Perbankan Ini Bakal Naik
- Mitsubishi Fuso Canter FE 84 SHDX Punya Performa Tangguh, Siap Dukung Bisnis Konsumen