BI Yakin Kredit KPR Tumbuh 6,6 Persen
jpnn.com - JAKARTA - Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Filianingsih Hendarta mengatakan, hingga April lalu, pertumbuhan kredit KPR mencapai 7,61 persen.
Angka tersebut berbeda dengan periode yang sama pada tahun lalu. Proyeksi pertumbuhan hasil relaksasi diharapkan bisa menambah realisasi pertumbuhan hingga April.
’’Pelonggaran LTV tahun lalu mampu menahan penurunan kredit KPR, namun belum mampu mengangkat pertumbuhan KPR. Hal itu sama dengan perekonomian yang tumbuh lambat,’’ katanya kemarin (21/6).
Pekan lalu BI merilis relaksasi kebijakan moneter. Salah satunya, pelonggaran ketentuan LTV bagi rumah tapak, rumah susun, dan rumah toko/rumah kantor. Selain itu, aturan inden dalam pencairan kredit properti dilonggarkan. Kebijakan dimulai pada Agustus.
Meski aturan LTV telah direvisi, BI tidak menjanjikan adanya pertumbuhan kredit yang signifikan (jump start). Meski demikian, kebijakan itu menimbulkan efek ganda (multiplayer effect) terhadap pertumbuhan industri lain yang berkorelasi dengan sektor properti.
’’Real estate nggak stand alone. Artinya, sektor lain ikut bergerak. Misalnya, omzet toko bangunan, industri semen, genting, kaca, batu bara, industri kreatif, dan lain-lain,’’ ungkapnya.
Di sisi lain, BI memprediksi penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) tumbuh sekitar 3,69–6,65 persen hingga akhir tahun ini. Pertumbuhan kredit berkaitan dengan relaksasi rasio loan to value (LTV) dan rasio financing to value (FTV). (dee/jos/jpnn)
JAKARTA - Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Filianingsih Hendarta mengatakan, hingga April lalu, pertumbuhan kredit
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Prabowo Bakal Bangun Tanggul Raksasa dari Banten hingga ke Jawa Timur
- Pertamina Sebut Tidak Ada Kenaikan Harga Gas LPG 3 Kilogram
- DAMRI Hadirkan Layanan Bandung-Yogyakarta PP, Sebegini Tarifnya
- inDrive Perkuat Komitmennya Terhadap Inovasi dan Pertumbuhan di Indonesia
- Menko Airlangga Dukung Kerja Sama Strategis RI-Emirat Arab di Sektor Energi Dipercepat
- BI Buka Suara soal USD yang Disebut Anjlok di Google