Biarkan Tumbuh, Lalu Berguguran?

Biarkan Tumbuh, Lalu Berguguran?
Biarkan Tumbuh, Lalu Berguguran?
Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra menolak wacana menaikkan ambang batas parlemen atau parliamentary threshold dari 2,5 persen menjadi 5 persen. Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi mengatakan, peningkatan persentase ambang batas akan menyebabkan banyaknya suara pemilih yang hilang.

Pada Pemilu 2009, sekitar 18 juta suara pemilih sia-sia karena partai yang dipilihnya tidak lolos ke Senayan. Gerindra ingin bertahan di 2,5 persen. Dalilnya, bahwa hak berserikat dan berkumpul  dilindungi Undang-Undang Dasar (1945). Bahkan jika kita hitung-hitung dengan PT 5%, maka suara yang hilang itu akan mencapai 36 jutaan suara, jumlah yang tak kecil. Padahal, demokrasi pada hakikatnya adalah suara rakyat.

Memang pembatasan jumlah partai politik akan memiskinkan pertarungan pemikiran dan konseptual. Setelah PT, nanti syarat calon presiden juga naik. Maka, akan sedikit yang bisa beradu konsep. Dan kita akan kehilangan calon yang berkualitas. Padahal calon potensial tidak harus dari partai besar.

Tetapi alasan kehilangan suara rakyat itu bisa diverifikasi. Bahkan sebenarnya tidak hilang karena sudah digunakan untuk menghitung perolehan suara sebuah partai atau kandidat anggota parlemen. Bahwa belum mempunyai jumlah tertentu sehingga tak meraih kursi adalah akibat saja. Apa bedanya dengan suara rakyat yang memenuhi syarat meraih kursi juga telah digunakan, bukan?

PEMILU 2014 masih jauh. Namun partai politik sudah mulai memasang kuda-kuda. Partai Golongan Karya pun semakin nyaring menyuarakan peningkatan parliamentary

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News