Biarkan Tumbuh, Lalu Berguguran?
Sabtu, 05 Juni 2010 – 01:01 WIB
Contoh lebih ekstrim adalah terpilihnya seorang presiden membuktikan bahwa suara rakyat telah bermanfaat. Bahwa jika suara rakyat yang memilih kandidat presiden yang kalah tak berarti sia-sia menurut demokrasi.
Syarat PT lebih tinggi juga tidak berkorelasi secara langsung dan tak langsung terhadap mutu calon presiden. Bahwa hanya partai dengan perolehan suara sekian persen saja yang berhak mencalonkan presiden, adalah penghargaan kepada suara terbanyak.
Lagi pula kualitas para kandidat presiden tidak tergantung kepada banyak tidaknya calon presiden. Tetapi lebih kepada bagaimana mekanisme sebuah partai mencalonkan presiden. Tidak harus memilih ketua umumnya, tetapi juga harus berani merekrut tokoh bangsa yang dinilai berkualitas, walaupun bukan kader partainya, dan inilah yang belum berjalan selama ini.
Jika penyederhanan partai tinggal wacana saja, maka yang muncul adalah kepentingan politik antarpartai berkoalisi. Politik kepentingan selalu bermuara kepada kekuasaan, bukan pembelaan kepada rakrat, yang menjadi king maker dalam sistem pemilihan langsung.