Biarkan Tumbuh, Lalu Berguguran?
Sabtu, 05 Juni 2010 – 01:01 WIB
Paling telak lagi adalah jangan sampai seperti pernah dilukiskan Bung Hatta dalam bukunya, “Lampau dan Datang” (1956): “Tiap-tiap golongan berkejar-kejar mencari rejeki. Golongan sendiri dikemukakan, masyarakat dilupakan.”
Kita ingat lagi ketika Mochtar Lubis menulis novel "Senja di Jakarta" yang melukiskan bagaimana banyak "oknum" tokoh partai yang duduk di tubuh kekuasaan pada era parlementer terlibat dalam kasus korupsi, yang bahkan terulang pula di era reformasi ini.
Nah, problem pada era demokrasi parlementer sama saja dengan era reformasi yang kabinet presidensial, yakni terlalu banyaknya jumlah partai politik. Fenomena ini agaknya yang meniscayakan penyederhanaan jumlah partai, dan pada suatu hari tampillah system dua partai seperti di AS.
Boleh jadi, Pemilu demi Pemilu akan membuat penyederhanaan partai muncul secara alami, dan bukan dengan pola represi ala Orde Baru. Dimulai 5% PT pada Pemilu 2014 dan kian membesar pada Pemilu-Pemilu berikutnya.