Biasanya Moreira Suka Usil, Jelang Dieksekusi Teriak-teriak
Gularte Sering Membenturkan Kepala ke Tembok
Tidak berselang lama Moreira keluar sel. Dia langsung menemui Cordoso dan Utomo.
Terpidana mati karena membawa 13 kilogram kokain pada 2003 itu terlihat tegang dan memberontak sambil teriak-teriak. Namun, setelah ditenangkan oleh Cardoso dan Utomo, dia mau dipindah ke Lapas Besi.
Di Lapas Pasir Putih juga Utomo dan Cordoso menemui Gularte. Dia juga terpidana mati asal Brasil yang grasinya baru ditolak pada Senin (12/1).
Pertamuan itu, rencananya, dilakukan di salah satu ruang petugas yang berdekatan dengan sel. Jaraknya sekitar 30 meter dari sel para napi.
Menunggu beberapa saat, sipir kembali menghampiri Cordoso. Dia menyatakan bahwa Gularte tidak ingin keluar dari sel. ’’Dia mendengar teriakan Moreira. Dia mengira dirinya akan dieksekusi,’’ kata sipir.
Mau tidak mau, Cordoso harus masuk ke sel Gularte. Dia diantar seorang sipir. Lokasi sel Gularte berada di pojok kiri lapas. Sel tersebut berjeruji besi dengan tambahan pagar kawat. Saking kecilnya pagar kawat itu, jari-jari tidak bisa masuk ke sel.
Sel Gularte terdiri atas dua ruang, luar dan dalam. Saat itu Gularte berada di sel bagian dalam yang disekat jeruji dan tidak bisa dilihat dari luar. ’’Gularte, I’m form embassy,’’ ujar Cordoso.
Akhirnya, Gularte mau keluar dari sel. Dia mengenakan topi yang dihadapkan ke belakang. Di balik topi itu tampak sebuah perban menempel di jidat Gularte. Namun, dia tidak menunjukkan gejala sedang sakit.
PENJAGAAN Pulau Nusakambangan cukup ketat menjelang pelaksanaan eksekusi lima terpidana mati, Minggu dini hari. Namun, Jawa Pos berhasil masuk di
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408