Biasanya Rp 60 Ribu, Sekarang Jadi Rp 200 Ribu
"Sudah mulai turun sekarang sih, rawit hijau 70 ribu tadinya sampe 80 ribu. Yang masih mahal rawit merah saya jual 120 ribu," katanya.
Ida menambahkan, biasanya mampu menjual cabai rawit merah 5 kilogram dalam sehari. Namun, karena harga tinggi, penjualan cabai rawit pun berkurang.
"Sekarang saya jual cuma sekilo setengah, itu juga cepet habis karena susah barangnya," lanjutnya.
Ida mengaku tak tau pasti penyebab kenaikan harga cabai rawit beberapa hari ini. Ia hanya tau pasokan cabai rawit berkurang karena musim hujan.
"Infonya sih gagal panen ya petaninya karena musim hujan. Memang ada cabai yang busuk, gak semua kualitasnya bagus," bebernya.
Sementara itu, Asisten Daerah Perekonomian dan Pembangunan Kota Cirebon Yoyon Indrayana mengatakan, tim TPID melakukan pemantauan pergerakan harga-harga komoditi pasar bersama Disperindag, Dinas Pangan Pertanian Kelautan Perikanan, Bappeda dan lainnya.
Hasil sidak yang dilakukan di tiga Pasar Tradisional, komoditas yang kini sedang mengalami lonjakan harga cukup tinggi yaitu cabai khususnya cabai setan. Sementara untuk komiditi lainnya masih relatif stabil.
"Yang jadi primadona sekarang cabai setan, harganya masih tinggi. Kalau komoditi lain seperti cabai keriting, bawang masih stabil," ujarnya.
Harga rawit merah atau yang sering disebut 'cabai setan' tembus Rp 200 ribu per kilogram, Kamis (12/1).
- Megawati Dengar Ada Institusi Negara Tak Netral Pas Pilkada, Sampai Pakai Intimidasi
- Kunjungi PIK, Pramono Temui Ibu-ibu di Pasar hingga Bicarakan Peremajaan Pompa
- Cooling System Pilkada, AKBP Budi Berbagi di Masjid Annur dan Panti Asuhan Al-Khairiyah
- Relawan Mas Gibran Berbagi Makanan Bergizi hingga Sembako untuk Driver Ojol
- Banjir Terpa Warga, Satlantas Polres Rohul Bawa Sembako dan Pesan Damai Pilkada
- Kereta Luxury