Biaya Ekspor Furnitur Semakin Murah
jpnn.com, SURABAYA - Pelaku usaha furnitur di Jawa Timur boleh tersenyum lega.
Hal itu seiring penghapusan biaya verifikasi produk furnitur berbahan baku rotan.
Selama ini, eksportir dibebani biaya verifikasi Rp 900 ribu per kontainer ketika mengekspor furnitur.
Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Jawa Timur Nur Cahyudi menilai, penghapusan biaya verifikasi itu membuat biaya ekspor lebih efisien.
”Selama ini, biaya verifikasi membuat ongkos produksi membengkak sehingga melemahkan daya saing,” katanya, Rabu (2/8).
Saat ini, Indonesia bersaing ketat dengan Vietnam dan Malaysia memperebutkan pangsa pasar furnitur dunia.
Pertumbuhan Vietnam sangat besar karena suku bunga bank kurang dari sepuluh persen serta ada subsidi peremajaan mesin.
”Jika regulasi penghambat ekspor ditiadakan, nilai ekspor furnitur dan kerajinan pada 2019 bisa mencapai target USD 5 miliar,” imbuh Ketua HIMKI Soenoto.
Pelaku usaha furnitur di Jawa Timur boleh tersenyum lega.
- Ekspor Furnitur Meroket, Amerika Serikat Jadi Salah Satu Pangsa Pasar Menarik
- Dio Living Siap Kenalkan Furnitur Lokal ke Pasar Global
- Pak Ganjar Takjub Perusahaan Furnitur di Bangunan Tua itu Sudah Mendunia
- Ekspor Furnitur asal Jawa Tengah ini Masih Berjalan di Tengah Pandemi Corona
- Bea Cukai Hadiri Ekspor Perdana Furnitur ke Uni Emirat Arab
- Lewat Pelabuhan Patimban Pemerintah Berharap Bisa Mengefisienkan Biaya Ekspor