Biaya Hidup Selangit Susahkan Mahasiswa

Biaya Hidup Selangit Susahkan Mahasiswa
Novitasari, salah satu mahasiswi yang belajar di Al Azhar asal Poris Plawad Kota Tangerang Provinsi Banten yang terjebak di Mesir saat suasana menegangkan Jumat (4/2), telah kembali ke tanah air melalui bandara Soekarno-Hatta Tangerang Banten (Foto: M JAKWAN/JPPhoto)
Sejak suhu politik di Mesir memanas pada 25 Jauari lalu, ungkap Fattah, dirinya terus berusaha berkomunikasi dengan dua putrinya tersebut. "Hampir tiap jam saya telepon mereka atau mereka yang telepon ke sini," terang warga Manukan Mukti itu. Setiap menelepon diwarnai isak tangis.

Menurut pria 50 tahun itu, dirinya khawatir saat hubungan komunikasi dengan Mesir putus dua hari, yakni pada 28-29 Januari lalu. "Saya takut kejadian di Jakarta pada 1998 dialami mereka di sana," tuturnya. Lantas, dia berupaya memulangkan dua putrinya itu.

Kepulangan Nafisah dan Nining baru diketahui keluarganya Jumat lalu (4/2). "Setelah salat Jumat, saya ditelepon pihak imigrasi, rasanya ingin loncat kegirangan waktu itu," ujarnya. Kepulangan keduanya ke Surabaya juga sempat tertunda. Awalnya, mereka dijadwalkan tiba di Surabaya pukul 12.55. Namun, mereka baru tiba pukul 16.59.

Begitu keluar dari terminal kedatangan domestik, isak tangis pun pecah. Dua mahasiswi itu pun menghambur ke pelukan dua orang tuanya. Namun, mereka tak bersedia menjawab seluruh pertanyaan wartawan. Nafisah hanya menjawab singkat, "Saya senang sudah pulang." Kemudian, dia beserta rombongan keluarganya bergegas menuju mobil yang telah menunggu. "Mohon maaf Mas, masih capai," ujar Nafisah.

PROSES evakuasi WNI dari Mesir yang sedang bergolak dianggap lamban oleh sebagian mahasiswa Kairo. Masalah utamanya, pemerintah hanya mengerahkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News