Biaya Pengecatan Pesawat Kepresidenan Seharusnya Bisa untuk Beli Oksigen

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi II DPR Anwar Hafid menilai penggantian cat pesawat kepresidenan tidak urgen semasa pandemi Covid-19.
Dia menyebut pemerintah seharusnya lebih fokus pada penanggulangan pandemi dan dampaknya ketimbang mengurusi penggantian cat pesawat kepresidenan itu.
"Sebaiknya pembantu presiden berfokus membantu presiden untuk benar-benar berperang menghadapi pandemi," kata legislator fraksi Partai Demokrat itu dalam keterangan persnya, Kamis (5/8).
Anwar mengatakan pekerjaan rumah pemerintah di dalam menanggulangi pandemi masih banyak. Satu di antaranya tentang ketersediaan oksigen yang masih langka.
Oleh karena itu, pemerintah semestinya bisa mengalihkan dana penggantian cat pesawat kepresidenan senilai Rp 2 miliar lebih itu untuk kepentingan pengadaan oksigen.
"Alokasi cat presiden lebih elegan diarahkan bagi kebutuhan tabung oksigen bagi rakyat," ungkap eks Bupati Morowali itu.
Namun, pengecatan sebagian pesawat kepresidenan itu sudah terjadi. Warnanya telah diganti dari kombinasi biru putih menjadi merah putih.
"Benar, Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 atau pesawat BBJ 2 telah dilakukan pengecatan ulang," ujar Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono di Jakarta, Selasa (3/8).
Anggota Komisi II DPR Anwar Hafid kritik pengecatan pesawat kepresidenan di saat rakyat butuh oksigen untuk berjuang melawan Covid-19.
- Perkuat Diplomasi Kebangsaan RI Hadapi Geo-Ekonomi, Ibas Mendorong Kolaborasi ASEAN Plus
- AS Kritik QRIS-GPN, Marwan Demokrat Minta Pemerintah Berdiri Tegak pada Kedaulatan Digital
- Prabowo Bertemu Megawati, Demokrat Singgung Soal Sikap Patriot
- Apresiasi Langkah Pemerintah Merespons Tarif Impor Trump, Demokrat: Pendekatan Cerdas
- Pesawat Kepresidenan Jemput Aspri, Pengamat Usul Perlu Audit Penggunaan Kendaraan Negara
- Gubernur Sulteng Bantu Biaya Pemulangan Jenazah Jurnalis Situr Wijaya