Biaya Sekolah Sumbang Inflasi
Meski demikian, Kecuk menekankan sejumlah komoditas yang volatilitas harganya masih harus diwaspadai.
Misalnya, cabai merah, garam, daging ayam ras, telur ayam ras, dan sejumlah buah-buahan.
Selain bahan makanan, kelompok yang menyumbang inflasi adalah uang sekolah SD dan SMA.
”Kami sudah menduga hal ini. Juli lalu sudah ada kenaikan (biaya sekolah) dan September ini kemungkinan ada (kenaikan uang sekolah lagi), tapi tidak signifikan,” jelasnya.
Terjadinya deflasi pada Agustus juga tak lepas dari intervensi yang dilakukan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan.
Deflasi bahan makanan sebesar 0,67 persen mengompensasi kenaikan administered prices, terutama tarif dasar listrik dan bahan bakar minyak.
Berbagai kebijakan yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian, tutur Kecuk, berhasil menjaga stabilitas harga bahan pangan.
”Tanpa berbagai kebijakan dari Kemendag dan Kementan, harga bahan makanan tentu akan bergerak lebih liar seperti tahun sebelumnya,” urainya.
- BPS Optimistis Pasar Otomotif Indonesia Pada 2025 Masih Bisa Bertumbuh
- PPN 12 Persen Berpotensi Picu Inflasi Serius
- Pasar Keuangan Global Makin Tak Pasti, Negara Berkembang Perlu Waspada
- Presiden Prabowo Apresiasi Upaya Pengendalian Inflasi Daerah di Rakor Kemendagri
- Prabowo Yakin Swasembada Pangan Kunci Pengendalian Inflasi
- Mendagri Tito Sebut Inflasi 1,55 Persen di November Terendah Sejak Indonesia Merdeka