Bibit-Chandra: Rekayasa Itu Nyata

Bibit-Chandra: Rekayasa Itu Nyata
CURHAT - Pimpinan KPK non-aktif Chandra M Hamzah dan Bibit Samad Rianto saat bercerita tentang perkara yang menimpa mereka, dengan sejumlah wartawan Jawa Pos Grup, di Graha Pena Jakarta, Sabtu (24/10) kemarin. Foto: Zulhakim/JPNN.
Bahkan belakangan, masih menurut mereka, dalam pemeriksaan satu-persatu, data yang dijadikan dasar penyelidikan oleh polisi itu (justru) dibantah oleh saksinya. Antasari Azhar mencabut testimoninya, sementara Ary Muladi menyangkal dokumen 15 Juli yang mengatakan adanya penyuapan.

"Ary Muladi melalui pengacaranya bilang itu rekayasa," tambah Bibit. Artinya, ujar Bibit pula, jika dua saksi kunci itu tak membenarkan adanya penyuapan, kenapa penyidik masih kukuh pada tuduhannya itu. "Lalu siapa yang buat data itu," tanyanya.

Menurut Bibit, tak mungkin Anggoro sendiri yang membuat dan merancang skenario besar itu. Hanya saja, Bibit tak menyebutkan siapa orang yang berada dalam rekayasa yang menimpa dirinya dan Chandra. Ia mensinyalir ini tidak dilakukan oleh satu individu, melainkan oleh sebuah kelompok besar politik. "Itu komunitas politik," tambahnya.

Dugaan tersebut didasarkan Bibit pada apa yang dilakukannya terhadap sejumlah politisi Senayan beberapa waktu lalu. Bahkan sepeninggalnya dari KPK, ada 132 laporan korupsi yang dilakukan oleh wakil rakyat itu. "Senayan (ada) 132 (laporan). Apa ini diam saja," ungkapnya.

JAKARTA - Penetapan pimpinan KPK non-aktif Chandra M Hamzah dan Bibit Samad Rianto, sebagai tersangka oleh Bareskrim Mabes Polri, memang kontroversial.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News