Bibit Samad Rianto di Mata Keluarga dan Teman-Teman Semasa Muda
Anak Penjahit, Pernah Jualan Singkong Rebus
Rabu, 04 November 2009 – 05:04 WIB
Bibit merupakan anak pertama di antara enam bersaudara. Orang tuanya, Samad (ayah) dan Tukul (ibu), berprofesi sebagai penjahit di Pasar Bandar, Kota Kediri. Jarak pasar itu dengan rumahnya sekitar tiga kilometer. Suparno masih sangat ingat, Bibit selalu bangun sekitar pukul 04.00 dan membantu orang tuanya mendorong gerobak berisi mesin jahit ke pasar.
Setelah sampai di pasar dan menata mesin jahit orang tuanya, Bibit kembali ke rumah melalui jalur yang sama. Berarti setiap hari dia harus berjalan kaki sekitar enam kilometer. Hal itu dilakukan Bibit sejak duduk di bangku SD hingga SMA. Selesai membantu orang tuanya, Bibit baru berangkat ke sekolah. Rutinitas itu tidak hanya dilakukan sebelum berangkat sekolah. Sepulang sekolah, sekitar pukul 13.00, Bibit menyusul orang tuanya ke pasar untuk membantu. Bibit dan orang tuanya baru pulang dari pasar sekitar pukul 14.00.
Suparno mengatakan, keluarga Bibit bukan dari kalangan mampu. Bahkan, dari hasil menjahit, orang tuanya belum cukup memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Untuk itulah, semasa SD setiap sore Bibit berjualan singkong rebus di perempatan lampu merah yang tidak jauh dari rumahnya. "Biasanya hingga menjelang magrib," kenang Suparno.
Bahkan, saat Minggu, Bibit juga membantu orang tuanya memasak. Suparno masih ingat, menu yang sering dimasak Bibit adalah sayur lodeh pepaya. Mulai meracik bumbu hingga matang, Bibit yang mengerjakan.
Bukti rekaman KPK yang diperdengarkan di MK kemarin semakin meyakinkan keluarga dan teman-teman Bibit Samad Rianto di Kediri bahwa yang bersangkutan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408