Bidadari Indonesia Tunggu Anies-Sandi Dilantik
jpnn.com, JAKARTA - Bidadari Indonesia ingin memberikan dukungan penuh terhadap isu sosial dan kewanitaan di DKI Jakarta. Namun, dukungan tersebut akan dimaksimalkan jika Anies Baswedan-Sandiaga Uno resmi dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Ketua Bidadari Indonesia Monica Haryanto mengatakan pihaknya juga ingin membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan. Salah satunya dengan cara penggalangan dana dari anggota organisasi untuk kemudian disalurkan.
Meski begitu, ia menyadari tak semua persoalan bisa dibereskan. Karenanya sinergi dengan pemerintah juga dianggap penting.
"Saya berusaha dan sampaikan, apa yang kita punya ayo kita beri. Apabila di satu titik persoalan itu enggak bisa selesaikan, mari bersinergi," kata dia di sela-sela kegiatan buka puasa bersama dengan lansia dan kaum duafa, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (16/6).
Dia mengaku, bantuan terhadap Anies-Sandi bukan kontrak politik lantaran terlibat sebagai tim pemenangan. Dia bahkan tidak berharap ada timbal balik atas dukungan yang diberikan.
"Bidadari hanya ingin tetap hadir di masyarakat guna meringankan beban pemerintah," kata dia.
Dalam acara buka puasa bersama itu, hadir pula istri Anies yaitu Fery Farhati Ganis. Fery mengapresiasi organisasi kewanitaan yang beranggotakan delapan ribu orang itu.
"Kegiatan yang dihelat Bu Monica merupakan pengikat silaturahmi ibu-ibu dan kami semua," kata Fery.
Bidadari Indonesia ingin memberikan dukungan penuh terhadap isu sosial dan kewanitaan di DKI Jakarta. Namun, dukungan tersebut akan dimaksimalkan
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina
- PKN Membantu Pemerintah untuk Mengentaskan Masalah Stunting
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?