Bidik Pasar Biosimiliar
Rabu, 26 Mei 2010 – 11:44 WIB
Sementara untuk bentuk kerjasama dengan RSCM, lanjut Syamsul, pihaknya menyediakan laboratorium yang dimiliki untuk penelitian dan pengembangan. Dimana untuk tahap awal adalan kultur jaringan. Saat ini, menurutnya, yang sudah bisa dikomersilkan adalah jaringan kulit. Dimana mulai Juli 2010 perseroan sudah bisa menyediakan jaringan pengganti sel-sel kulit yang rusak, akibat luka bakar. “Kami sudah punya pabrik kulit yang mulai berproduksi Juli ini. Untuk investasi pabrik kulit mencapai Rp 3-4 miliar, tapi itu belum termasuk gedung,” bebernya.
Pabrik dan juga laboratorium untuk penelitian itu dikelola PT Kimia Farma Diagnostik, yang merupakan anak usaha PT Kimia Farma Apotik. Kimia Farma sendiri menganggarkan investasi sebesar Rp 40 miliar untuk penelitian dan pengembangan di bawah Kimia Farma Diagnostik.
Sementara Kimia Farma Apotik, tahun ini menargetkan pertumbuhan 50 apotek baru di seluruh Indonesia. Anak usaha Kimia farma ini, diharapkan dapat memberi kontribusi 30 persen atau sekitar Rp 1,3 triliun dari proyeksi pendapatan Kimia Farma di 2010 sebesar Rp 3 triliun. (far)
JAKARTA - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) membidik pasar obat biosimilar, seiring besarnya potensi itu di masa mendatang. Ini karena obat similar saat
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi