Bidikmisi di Jatim Tembus 7.500 Mahasiswa
Bidikmisi, jelas Widyo, diberikan kepada mahasiswa yang berprestasi dan kurang mampu secara ekonomi.
Meski begitu, tidak semua kampus mendapatkan alokasi kuota bidikmisi. Menurut Widyo, hal tersebut bergantung pada kesediaan kampus yang bersangkutan.
"Kampus mau menerima bidikmisi atau tidak. Sebab, kampus akreditasi A kadang justru tidak mau menerima," jelas dia.
Itu, lanjut Widyo, terjadi karena besaran bidikmisi yang diterima kampus lebih kecil daripada besaran SPP yang mereka tetapkan.
Widyo memerinci, alokasi bidikmisi per tahun adalah Rp 12 juta atau Rp 6 juta per semester. Dengan kata lain, besaran bidikmisi per bulan Rp 1 juta.
Besaran Rp 1 juta tersebut dibagi untuk biaya hidup Rp 650 ribu dan SPP Rp 350 ribu. Dengan demikian, SPP yang bisa dibayar bidikmisi mencapai Rp 2,1 juta per semester.
"Kalau SPP kampus Rp 4 juta, ya tidak mau terima bidikmisi. Kalau SPP Rp 2,5 juta per semester, biasanya kampus masih mau terima," jelasnya.
Widyo berharap kampus maupun mahasiswa bisa mengoptimalkan bidikmisi. Terutama untuk meningkatkan akses dan kesempatan lulusan SMA/SMK sederajat belajar di perguruan tinggi.
Kuota bidikmisi sebesar 7.500 mahasiswa tersebut naik dari 2018 yang mencapai 6.894 mahasiswa di 128 PTS.
- Sempat Turun Peringkat, Akreditasi UNJ Memelesat dalam 5 Tahun
- Safari Ramadan: AHY Ingin UMKM Naik Kelas dan Kualitas Pendidikan Meningkat
- Ini Program Beasiswa Kuliah yang Bisa Diikuti di Jakarta
- Kisah Febri Fatma, Anak Petani yang Sebentar Lagi jadi Dokter, Luar Biasa
- Ini Persyaratan Mendapatkan KIP Kuliah
- Kuota Beasiswa Bidikmisi 130 Ribu, Khusus untuk Mahasiswa Baru