Bijak Bermedia Sosial dan Pertahankan Identitas Budaya, Saring Sebelum Sharing
Praktisi Literasi Digital Mochamad Hadiyana mengatakan risiko hadirnya ekosistem teknologi.
Ekosistem teknologi itu di antaranya internet of things, teknologi seluler generasi atau 5G, cloud computing, big data analytic dan terbaru adalah artificial intelligence (AI).
"Digitaltisasi ini menyebabkan penggunaan teknologi digital data dan interkoneksinya, mengubah aktivitas yang ada saat ini ataupun memunculkan aktivitas-aktivitas baru," kata Hadiyana.
Dia menuturkan digitalisasi ini mentransformasi budaya Indonesia.
"Dalam belanja misalnya, kita bisa melakukan pembelian suatu barang dari jarak dengan menggunakan pembayaran yang cashless, juga dengan cara belajar kita," urainya.
Dia menyebut saat ini telah memasuki revolusi industri, peradaban baru yang disebut masyarakat Society 5.0 atau Super Smart Society.
"Media sosial telah mengubah norma-norma nilai dan cara masyarakat berperilaku dalam kehidupan sehari-hari seperti etika moral dan budaya, cara berpikir bersikap dan bertindak," katanya.
Dia menambahkan media sosial juga dapat memiliki pengaruh besar dalam membentuk opini publik terutama dalam konteks isu-isu sosial dan politik.
Masyarakat diajak bijak dalam bermedia sosial dan mempertahankan identitas budaya.
- Berkat Ulasan Positif Influencer, Bingxue Jadi Trending Topik di X
- Glodok Chinatown: Simbol Keharmonisan dalam Komunikasi Antarbudaya
- Menkomdigi Ajak Seluruh Elemen Bangsa Promosikan Bhinneka Tunggal Ika ke Dunia
- Minim Popularitas, Paslon 03 Hadapi Tantangan Menjelang Hari Pencoblosan
- Seniman Papua Bawa Pesan Ekologis di Jakarta Biennale 2024
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia