Bikin Nangis, Kisah Pilu Kehidupan Keluarga Pemerkosa Yuyun

Bikin Nangis, Kisah Pilu Kehidupan Keluarga Pemerkosa Yuyun
SAKIT- SAKITAN: Aji Sani di rumahnya di Desa Kasie Kasubun, Rejang Lebong, Bengkulu. FOTO: ILHAM WANCOKO/JAWA POS

Jawa Pos mendatangi kediaman keluarga remaja 16 tahun itu dan beberapa terduga lain sebagai bagian dari upaya untuk memahami mengapa kekejian luar biasa yang dialami gadis 14 tahun itu bisa terjadi. 

Juga untuk mencari tahu: benarkah mereka pelaku sesungguhnya?  

Sebelumnya, Kadivhumas Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar menyebutkan, masalah utama yang memicu tragedi Yuyun adalah kondisi masyarakat setempat. ”Akibat kurangnya pendidikan dan kesejahteraan, jumlah kejahatan juga meningkat,” ucap Boy (Jawa Pos, 7/5). 

Kemiskinan itu memang demikian tampak di Kasie Kasubun. Termasuk di keluarga Aji, pria yang saking kurusnya,  tulang lengannya sampai terlihat menonjol. Badannya tidak lagi tegap, dia sedikit bungkuk. 

Karena kondisinya yang sakit-sakitan, S, tutur Aji, sudah setahun belakangan  menggantikan tugasnya merawat sepetak kebun kopi yang jadi gantungan nafkah keluarga. 

Untuk menambah penghasilan, S yang juga kakak kelas Yuyun di SMP 5 Padang Ulak Tanding itu kerap kali mengumpulkan durian. Lalu, durian itu dijualnya ke tengkulak langganan di desa tersebut. “Dari kebun dan menjual durian itulah, uang bisa terkumpul untuk makan,” ujarnya.

Dari hasil menjual durian, anaknya itu bahkan bisa menabung. Aji menuturkan, beberapa bulan yang lalu S yang duduk di kelas 3 SMP itu menunjukkan uang tabungannya. 

Tak disangka, saat itu anaknya menyebut memberikan uang itu agar ayahnya bisa berobat. ”Saya menangis, tapi saya tidak tega mengambil uang anak saya. Saya bilang kalau biarlah sakit ini sembuh sendiri,” tuturnya.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News