Bikin Rumah jadi Adem, 2 Siswi Papua Masuk Final ISPO 2020

Bikin Rumah jadi Adem, 2 Siswi Papua Masuk Final ISPO 2020
Siti (kiri) dengan papan plafon antipanas sampel 2 dan Abigael dengan sampel 1. Foto: Mesya/JPNN.com

Presiden ISPO Prof. Dr. Ir. Riri Fitri Sari, MM, M.Sc (ketiga dari kiri). Foto: Mesya/JPNN.com

Siti semakin semangat, karena rerata rumah masyarakat Jagebob tidak menggunakan plafon karena harga triplek mahal.

Akibatnya, masyarakat saat titik puncak matahari sekitar pukul 12.00-14.00, merasakan panas yang menyengat.

"Jam 8 pagi saja suhu luar ruang sudah 33,9 derajat. Apalagi jam 2 siang sudah 40,3 derajat. Jadi bisa kebayang panasnya," terang Abigael ditemui saat pembukaan Festival Sains dan Budaya (FSB) yang merupakan gabungan ISPO dan OSEBI (olimpiade seni dan budaya Indonesia), Jumat (21/2).

Karena ingin membantu masyarakat Jagebob, Siti dan Abigael pun melakukan penelitian. Mereka ingin masyarakat bisa mendapatkan papan plafon lebih murah.

Di Merauke, harga satu lembar tripleks Rp 110 ribu. Harga ini dirasakan sangat mahal bagi masyarakat yang pekerjaannya kebanyakan buruh tani dan tukang bangunan.

Untuk mendapatkan papan plafon terbaik, terang Siti, mereka melakukan pengujian tiga sampel.

Sampel 1 kulit pohon bus 300 gram dan lem 30 gram. Sampel 2 kulit pohon bus 300 gram dan lem 60 gram. Sedangkan sampel 3 menggunakan triplek sebagai pembanding.

Inovasi dua siswi SMAN 4 Merauke, Papua, menemukan bahan pembuat plafon yang menjadikan rumah tidak terasa panas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News