Bikin Rumah jadi Adem, 2 Siswi Papua Masuk Final ISPO 2020

Bikin Rumah jadi Adem, 2 Siswi Papua Masuk Final ISPO 2020
Siti (kiri) dengan papan plafon antipanas sampel 2 dan Abigael dengan sampel 1. Foto: Mesya/JPNN.com

Dari hasil uji pengukuran suhu, sampel 1 suhu dalam ruang pukul 08.00, 29,3 derajat. Sampel 2 suhunya 29, 3 derajat. Dan sampel 3 suhunya 31,4 derajat. Suhu luar ruang 33,9 derajat.

Pukul 16.00 WIT, suhu luar ruang 35,3 derajat, sampel 1 suhunya 31,8 derajat, sampel 2 suhunya 31,5 derajat dan sampel 3 suhunya 33,7 derajat.

Dari perlakuan itu menurut Siti yang terbaik ada penggunaan kulit pohon bus 300 gram dan lem 60 gram. Sebab, kulit pohon bus ini lebih merekat dan tidak rapuh. Semakin rekat kulit pohon busnya makin meredam panas.

Lebih lanjut dijelaskan, pengujian ini juga membuktikan kulit pohon bus dapat diolah menjadi papan plafon rumah antipanas. Papan plafon kulit pohon bus dengan pengujian fisik telah memenuhi standar SNI 03-2015-2006.

Dan, pada pengujian mekanik belum memenuhi standar. Oleh karena itu bahan yang baik digunakan sebagai papan plafon rumah terdapat pada sampel 2.

"Yang menggembirakan, harga perlembarnya Rp 60 ribu jadi lebih murah daripada tripleks. Ada selisih Rp 50 ribu dari triplek," ucap Abigael.

Mengenai pemasaran, Siti mengatakan, masyarakat Jagebob mendukung mereka. Namun, untuk memproduksi secara besar-besaran butuh modal yang tidak sedikit.

Presiden ISPO Prof. Dr. Ir. Riri Fitri Sari, MM, M.Sc mengungkapkan, kualitas penelitian siswa dari tahun ke tahun semakin meningkat. Ini berkat ketekunan para guru yang terus memberikan inovasi kepada siswanya.

Inovasi dua siswi SMAN 4 Merauke, Papua, menemukan bahan pembuat plafon yang menjadikan rumah tidak terasa panas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News