Bikin Telinga Lawan Memerah, Trump Malah Terancam Tanpa Dana Kampanye
jpnn.com - WASHINGTON - Bukannya menarik simpati massa dalam kampanye, calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump malah menuai cibiran. Meski sukses membuat telinga kubu Partai Demokrat merah, Trump juga mengundang kegeraman internal Republik.
Celotehan tak enak dari Trump dalam kampanyenya kini mengundang setidaknya 70 politikus Republik menyebarluaskan petisi; setop dana kampanye untuk Trump.
"Kami makin yakin bahwa kecerobohan, ketidakcakapan, kegemaran memecah belah, dan ketidakpopulerannya yang memecahkan rekor baru akan menjadi alasan utama kemenangan telak Demokrat,’’ tulis tokoh-tokoh tersebut dalam petisi tertulis mereka sebagaimana dilansir AFP, Jumat (12/8).
Setelah disosialisasikan pekan ini, surat itu bakal diberikan kepada Chairman Komite Nasional Republik (RNC) Reince Priebus. Karena proyeksi kemenangan Demokrat makin besar, para politikus Republik tersebut mengusulkan agar partai menyetop dana kampanye untuk Trump.
Mereka juga menyarankan supaya dana politik itu dialihkan untuk mendanai pemilu legislatif (memilih anggota Kongres AS) yang juga akan berlangsung pada November. Dalam petisi mereka, sedikitnya 70 tokoh Republik tersebut meminta partai segera berhenti mendanai Trump.
"Seharusnya ini bukan keputusan yang sulit. Sebab, makin hari, peluang bagi Donald Trump untuk terpilih sebagai presiden makin tipis,’’ papar tokoh-tokoh Republik tersebut.
Selama sekitar sepuluh hari terakhir, taipan 70 tahun itu memang terus-terusan menjadi headline media Negeri Paman Sam. Sebab, dalam rangkaian kampanyenya sejak resmi menjadi calon presiden (capres) Republik, Trump selalu memantik kontroversi.
Begitu tahu bersaing dengan Hillary Clinton dalam pilpres 8 November nanti, Trump tidak berhenti menyerang mantan first lady AS tersebut. Tetapi, belakangan, olok-olok dan sindiran terhadap lawan politiknya itu makin ngawur. Yang paling anyar, Trump menyebut Clinton dan Presiden Barack Obama sebagai pendiri ISIS alias militan radikal yang bersarang di perbatasan Irak dan Syria.
WASHINGTON - Bukannya menarik simpati massa dalam kampanye, calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump malah menuai cibiran.
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer