Billabong Rugi Rp 8,7 Triliun

Billabong Rugi Rp 8,7 Triliun
Ilustrasi

jpnn.com - SIDNEY - Produsen perlengkapan selancar Billabong mengalami kerugian cukup telak. Saham perusahaan ini dikabarkan anjlok hingga 15 persen setelah mengalami kerugian tiga kali lipat.

Perusahaan asal Australia ini mengalami kerugian AUD 859,5 juta Australia atau sekitar Rp 8,7 triliun pada 30 Juni lalu.  Itu tiga kali lipat kerugian tahun lalu.

Billabong saat ini mengalami kesulitan untuk menjaga tingkat penjualan di pasar utama mereka seperti di Amerika Serikat dan Eropa. Perusahaan ini juga dalam masalah keuangan setelah kebijakan pengembangan internasional justru membuat mereka terjebak dalam utang.

"Perusahaan tengah menghadapi periode tantangan terberat dalam sejarah," ujar Direktur Billabong Ian Pollard seperti dilansir BBC (27/8).

Akibatnya, saham Billabong dalam perdagangan di bursa Sydney anjlok hingga 60 persen dalam 12 bulan terakhir. Selain kesulitan di pasar internasional, Billabong juga mengalami pelemahan di pasar dalam negeri di Australia, dan kini tengah menyiapkan berbagai langkah untuk mencoba mengembalikan bisnis mereka.

Sejumlah kebijakan restrukturisasi diantaranya adalah penjualan sejumlah aset, penutupan toko dan mengganti kepala eksekutif. Mereka juga tengah mempertimbangkan untuk meminta bantuan keuangan dari perusahaan AS Altamont Capital Partners dan lembaga pemodal Oaktree Capital Management serta Centerbridge Partners.

"Stabilitas keuangan adalah penting untuk membangun kembali Billabong. Likuiditas akan diamankan dan dalam beberapa pekan kami akan menyelesaikan kesepakatan pendanaan jangka panjang," lanjutnya.

Billabong sebelumnya pernah menolak tawaran pengambilalihan sebesar AUD 850 juta yang diajukan oleh perusahaan pendanaan swasta TPG Capital Management awal tahun lalu. (esy/jpnn)


SIDNEY - Produsen perlengkapan selancar Billabong mengalami kerugian cukup telak. Saham perusahaan ini dikabarkan anjlok hingga 15 persen setelah


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News