BIN Akui Harus Perbaiki Kinerja Intelijen
Senin, 01 April 2013 – 22:53 WIB
JAKARTA - Berbagai kasus kekerasan dan kerusuhan mewarnai sejumlah wilayah di tanah air belakangan ini. Publik mempertanyakan kerja intelijen yang dianggap tidak dapat mendeteksi lebih awal dugaan akan adanya peristiwa demikian. Menanggapi itu Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Marciano Norman tidak menampik bahwa kinerja dari lembaganya perlu dievaluasi. Namun, ia tampaknya tak mau disebut intelijen kecolongan.
"Saya rasa kita semua sudah berupaya melakukan langkah langkah proses pengumpulan info dengan komunitas intelejen di daerah. Kita bicarakan untuk mengambil langkah pencegahan, pendeteksian, terhadap peristiwa itu. Tetapi masih terjadi di Cebongan dan tempat lain. saya rasa itu bahan evaluasi bagi Badan Intelejen dan Komunitas Intelejen," ujar Marciano di Kantor Presiden, kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin (1/4).
Ini bukan pertama kalinya intelijen dianggap kecolongan. Sudah beberapa peristiwa kekerasan dan kerusuhan di daerah tak dapat dicegah sejak tahun lalu. Terakhir, peristiwa yang hangat terjadi adalah penyerangan dan penembakan tahanan di Lapas Klas IIB Cebongan Sleman dan kerusuhan di Palopo, Sulawesi Selatan. Menurut Marciano pihaknya telah berkoordinasi menghadapi aksi-aksi itu.
"Kita dalam bekerja tidak hanya bekerja sendiri, kita bekerja dengan intelejen lain dalam satu atap untuk mngumpulkan koordinasi. Pasti dalam seperti hal-hal ini yang paling mudah disalahkan adalah intelejen. Koordinasi bukan tidak beres, tapi koordinasi itu perlu diperbaiki kembali," pungkas Marciano. (flo/jpnn)
JAKARTA - Berbagai kasus kekerasan dan kerusuhan mewarnai sejumlah wilayah di tanah air belakangan ini. Publik mempertanyakan kerja intelijen yang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan