BIN Lanjutkan Percepatan Vaksinasi Covid-19 di Seluruh Wilayah Nusantara, Door to Door
Pengembangan vaksin yang umumnya membutuhkan waktu sekitar sepuluh tahun, dengan pemanfaatan teknologi canggih, vaksin bisa dikembangkan hanya dalam dua tahun.
Tidak heran, jika Indonesia saat ini tercatat sebagai negara dengan pencapaian target vaksinasi melebihi 318 juta suntikan.
“Indonesia pernah mengalami kondisi sangat mengerikan di satu titik. Kami harus memonitor seluruh dinamika perkembangan ini di dalam negeri,” ujarnya.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Analis Kebijakan Indonesia (AAKI) Marcelino Pandin mengatakan Dalam kondisi sangat mendesak, Indonesia membutuhkan kesiapan organisasi semacam BIN yang punya kecepatan tinggi dalam mencapai daerah terpencil, selain TNI/Polri.
Selain kesiapan organisasi, BIN juga memiliki disposisi (sikap) yang sama terhadap vaksinasi mulai dari pimpinan puncak hingga ke daerah bahwa vaksin itu baik.
“BIN juga memiliki sumber daya yang mampu memobilisasi, birokrasi yang pendek dan efisien sehingga mampu menggelar operasi vaksinasi dengan cepat,” ujarnya.
Selain itu, BIN juga memiliki jaringan komunikasi yang luas dan mengakar ke tokoh-tokoh nasional dan lokal sehingga bisa menembus sekat-sekat sosial masyarakat dan mengatasi resistensi.
Sementara, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BIN, Armi Susandi, mengatakan
inovasi teknologi juga menjadi perhatian BIN dalam mendukung percepatan program vaksinasi ini.
Badan Intelijen Negara (BIN) mengambil peran dalam membantu percepatan program vaksinasi Covid-19 di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi.
- Rapat Bareng Herindra, Yoyok Komisi I Minta BIN Tak Berpolitik di Pilkada 2024
- Yoyok NasDem Minta BIN Melaksanakan Tugasnya Bekerja Profesional di Pilkada
- Tok! DPR Setuju Herindra Menggantikan BG Jadi Kepala BIN
- M Qodari Sebut Herindra Sosok Tepat Pimpin BIN
- Program AMANAH Bisa Tingkatkan Kompetensi Talenta Muda Aceh
- BIN Modernisasi Pusdiklat, Targetkan World Class Intelligence