Bina Star-Up, LLP-KUKM Hadirkan Praktisi Profesional
Dalam program WSA tersebut, kata Zabadi, para pebisnis yang baru memulai usahanya dilatih teknik pengelolaan. Contohnya, dari mulai membuka usaha, merancang kemasan, hingga memasarkan produk agar bisa bersaing di pasaran.
’’Program WSA diharapkan menjadi terobosan baru untuk membimbing para star-up agar menghadirkan produk terbaik yang bisa dipasarkan dan dipromosikan lebih meluas lagi,’’ papar Zabadi.
Sementara itu, dalam sesi ke-18, Samuel Wattimena memaparkan, tentang kreativitas dalam industri fashion. Menurut dia, berkreasi atau membuat karya baru dalam dunia fashion harus terus dilakukan.
’’Inilah asyiknya di bidang fashion, tidak ada yang salah sejauh kamu bisa memberikan pemahaman. Segala sesuatu tergantung bagaimana kamu menyampaikannya. Itulah prinsip dasarnya,’’ ujarnya.
Menghadapi akulturasi budaya, pria yang akrab disapa Sammy itu, mengatakan bahwa budaya juga harus move on agar tidak mati. Dalam berkarya pun harus punya dinamika. Kalau tidak ada kreativitas, budaya akan jalan di tempat.
Berkaitan dengan tourism, lanjut Sammy, jangan hanya terfokus pada penjualan, tetapi harus memberikan pemahaman tentang produk. Bahkan, sangat penting membawa unsur heritagesebagai modal untuk memperkaya produk. ’’Heritage juga untuk memperkaya wawasan kita,’’ tegasnya. (jpnn)
Star-up atau pebisnis pemula kian meramaikan dunia bisnis di pasar domestik. Kehadirannya mendapat dukungan dari Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi
Redaktur & Reporter : Budi
- Damping UMKM Awards 2024, Danone Indonesia Dorong Pertumbuhan-Inovasi Usaha Kecil
- Ketum Inkoppas Yudianto Tri Dorong Koperasi Ikut Mengelola Aset Bisnis di Pasar
- Kunker ke Belanda, Menteri Teten Ingin Perkuat Kerja Sama UMKM dan Startup Indonesia
- Martin Manurung Minta Pimpinan DPR Segera Tindak Lanjuti Surpres RUU Perkoperasian
- Kembangkan Rantai Pasok UMKM, KemenKopUKM dan Hippindo Jajaki Kerja Sama dengan China
- Menteri Teten Minta Pelaku Usaha Mikro Ubah Pola Pikir dari Survival Jadi Enterpreneur