Bingkai Foto Raksasa di Situs Bersejarah Aborijin Dikecam

Dianggap tidak peka
Perempuan asal komunitas Munanjahli dan seorang profesor di Universitaa Queensland, Chelsea Bond, mengatakan bahwa bingkai foto itu "mengerikan" dan mencerminkan praktik "penghinaan" yang lebih luas terhadap situs bersejarah Aborijin termasuk batu suci di Uluru.
"Ada pola perilaku dari non-Pribumi Australia di sini untuk pergi ke tempat-tempat suci kami dan tak menghargai mereka," sebutnya.
"Tindakan ini mencerminkan hubungan antara warga Aborijin dan non-Aborijin Australia dan rasa tak hormat yang tampaknya dimiliki warga non-Aborijin Australia terhadap masyarakat Aborijin."
Ia mengatakan bahwa dirinya telah diajarkan sejarah gunung The Leap saat kecil dan merasa "kasihan dan muak" setiap kali ia mengunjungi daerah tersebut.
"Sepertinya ketika menyangkut sejarah penduduk Aboriji , tanah, keluarga kami, tidak ada yang sakral, dan itu mengejutkan saya bahwa seseorang akan berpikir bahwa ini akan sesuai atau bahkan kami harus mengatakan 'itu tidak sesuai'," ujarnya.
"Saya tak bisa membayangkan bagaimana rasanya bagi keluarga dan keturunan untuk mengetahui bahwa orang tak hanya mencemarkan tempat itu tapi juga mengolok-olok tragedi yang terjadi di sana, semuanya untuk sebuah foto, semuanya untuk medsos."
"Saya benar-benar tak mengerti bagaimana orang bisa begitu tidak manusiawi."
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya