Bingkai Foto Raksasa di Situs Bersejarah Aborijin Dikecam
Dianggap tidak peka
Perempuan asal komunitas Munanjahli dan seorang profesor di Universitaa Queensland, Chelsea Bond, mengatakan bahwa bingkai foto itu "mengerikan" dan mencerminkan praktik "penghinaan" yang lebih luas terhadap situs bersejarah Aborijin termasuk batu suci di Uluru.
"Ada pola perilaku dari non-Pribumi Australia di sini untuk pergi ke tempat-tempat suci kami dan tak menghargai mereka," sebutnya.
"Tindakan ini mencerminkan hubungan antara warga Aborijin dan non-Aborijin Australia dan rasa tak hormat yang tampaknya dimiliki warga non-Aborijin Australia terhadap masyarakat Aborijin."
Ia mengatakan bahwa dirinya telah diajarkan sejarah gunung The Leap saat kecil dan merasa "kasihan dan muak" setiap kali ia mengunjungi daerah tersebut.
"Sepertinya ketika menyangkut sejarah penduduk Aboriji , tanah, keluarga kami, tidak ada yang sakral, dan itu mengejutkan saya bahwa seseorang akan berpikir bahwa ini akan sesuai atau bahkan kami harus mengatakan 'itu tidak sesuai'," ujarnya.
"Saya tak bisa membayangkan bagaimana rasanya bagi keluarga dan keturunan untuk mengetahui bahwa orang tak hanya mencemarkan tempat itu tapi juga mengolok-olok tragedi yang terjadi di sana, semuanya untuk sebuah foto, semuanya untuk medsos."
"Saya benar-benar tak mengerti bagaimana orang bisa begitu tidak manusiawi."
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan