Biofarmakologi sebagai Blue Economy: Potensi Cuan dan Pahalanya Besar

Biofarmakologi sebagai Blue Economy: Potensi Cuan dan Pahalanya Besar
Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (Ditjen PKRL) KKP menggelar Bincang Bahari Bersama MKP di Universitas Indonesia (UI) Jakarta dalam rangka memperingati World Ocean Day 8 Juni 2024, pada Kamis (6/6/2024). Foto: source for jpnn

“Jika masuk JKN dan harganya terjangkau, ini menjadi ladang pahala yang besar untuk kita semua,” ujar Direktur Jasa Kelautan, Miftahul Huda.

Kolaborasi dengan PT. Rahasia Wasiat Alam yang sedang mengembangkan fikosianin dari microalgae spirulina, menjadi langkah awal yang dapat direplikasi di berbagai tempat, tentu setelah kajian dari BPOM selesai.

Pelibatan pemuda termasuk mahasiswa sejak dini terkait prospek bisnis ini, juga sangat penting. Hal ini disampaikan Khamid Baekhaki, Ketua Bidang Kemaritiman Milenial Mitra Polisi sekaligus dosen praktisi Agrobisnis Perikanan FKIP UNHAS, sesaat setelah acara Bincang Bahari.

Kolaborasi antar perguruan tinggi termasuk UI yang terfokus pada pengembangan usaha berbasis produk tertentu yang dibutuhkan masyarakat, dan bermitra langsung dengan industri dalam negeri,  akan menjadi “wahana vokasi” nyata untuk menciptakan pemuda wirausaha unggul di masa depan.

“Pemerintah perlu menetapkan peta jalan (road map) pengembangan biofarmakologi laut termasuk membuat target yang presisi, serta dukungan program yang nyata,” ujarnya.(dkk/jpnn)

Paradigma pembangunan saat ini bergeser dari economic growth semata menjadi sustainable development atau pembangunan berkelanjutan.


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News