Bir dan Dinginnya Sejarah Es Batu di Indonesia

Bir dan Dinginnya Sejarah Es Batu di Indonesia
Iklan bir tempo doeloe. Foto: Public Domain.

Pada pertengahan abad ke 19, menurut Sunjayadi, kapal-kapal yang datang dari Amerika Utara membawa berbalok-balok es ke beberapa pelabuhan di Nusantara.

Satu di antara pelanggan tetapnya, pengelola Hotel de Provence (leluhur Hotel Des Indies, ikon Batavia tempo doeloe. Kini jadi pusat perbelanjaan Duta Merlin di Jl. Gajahmada, Jakarta). 

"Es memang menjadi salah satu sajian andalan Hotel de Provence," papar Sunjayadi. 

Dikisahkan, Etienne seorang juru masak Hotel de Provence, mengimpor es dari luar Hindia, terutama Amerika Utara karena di Batavia belum ada es.

Bahkan mereka menjadikan es batu sebagai menu andalan. 

Tengok saja iklan di Javanesche Courant, edisi 22 Desember 1846 berikut ini:

Hari Kamis mendatang beberapa musisi akan memainkan musik di Salon de Glaces. Hotel de Provence. Berbagai macam es akan disediakan sepanjang malam. 

Nah, batu es baru dibuat di Batavia (Jakarta) pada akhir 1880, setelah teknologi pembuatan amoniak yang ditemukan di Eropa, sebagai bahan pembuat es diimport ke Jawa.

ES batu pernah jadi menu istimewa di zaman kolonial. Lazim dipasangkan dengan minuman beralkohol, terutama bir. Wenri Wanhar - Jawa Pos National

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News