Birokrasi Indonesia Dinilai Sedang Sakit Berat
Minggu, 23 Desember 2012 – 14:19 WIB

Birokrasi Indonesia Dinilai Sedang Sakit Berat
JAKARTA--Reformasi birokrasi yang saat ini tengah digencarkan pemerintah dampaknya baru dirasakan 10 tahun mendatang. Pasalnya, kultur dan budaya "malas" di lingkungan instansi pemerintah sudah mengakar sehingga susah dihilangkan.
"Banyak masyarakat yang belum tahu tentang reformasi birokrasi. Yang diingat hanya pelayanan birokrasi berbelit-belit," kata Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (WamenPAN&RB) Eko Prasojo di Jakarta, Minggu (23/12).
Baca Juga:
Efek reformasi yang dilaksanaan saat ini, lanjutnya, akan terasa pada 10-15 tahun mendatang. Sebab tidak mudah mengubah budaya, pemikiran yang sudah karatan. Reformasi juga sering menimbulkan pertentangan, karena aparatur yang selama ini terbiasa di lingkungan nyaman dan santai, kini harus bersaing ketat agar bisa bertahan. Selain itu, mereka tidak bisa lagi mendapatkan tambahan penghasilan di kantor.
"Birokrasi di Indonesia diibaratkan penyakit berat, sehingga tidak bisa cepat mengatasi penyakitnya. Dosisnya harus pas agar ada perubahan," ucapnya.
JAKARTA--Reformasi birokrasi yang saat ini tengah digencarkan pemerintah dampaknya baru dirasakan 10 tahun mendatang. Pasalnya, kultur dan budaya
BERITA TERKAIT
- Keluarkan Kebijakan Kontroversial, Dedi Mulyadi Minta Maaf
- Percepat Capaian Program, Pemprov Jateng Berkolaborasi dengan 44 Perguruan Tinggi
- Siapa Saja yang Kena OTT KPK di OKU?
- 5 Berita Terpopuler: Honorer Calon PPPK 2024 Bisa Lega, Kali Ini Ada Percepatan Pengangkatan
- Para Honorer Calon PPPK 2024 Diminta Tenang, Dijamin Dapur Ngebul
- Maret, Jutaan Guru termasuk PPPK dan Honorer Terima 5 Kali Gaji, Oye