Birokrat Dinilai Ikut Mengacau Kebhinekaan
Senin, 10 Juni 2013 – 21:51 WIB
Fenomena tersebut lanjut Yudi semakin menambah panjangnya faktor-faktor kesenjangan sosial yang ujung-ujungnya menutup sikap toleransi menjadi intoleransi.
Baca Juga:
Dikatakannya, sebagai suatu bangsa, Indonesia ini mestinya hidup di panggung multikultural. Tapi dalam banyak hal elit bangsa mengembangkan sikap hidup monokultural.
Negara lanjutnya harus cepat dan sigap dalam bertindak dengan cara mengembangkan faktor pergaulan kultural. "Saat ini tidak ada diplomasi budaya diantara sesama warga bangsa," tegasnya.
Demikian juga halnya dengan para tokoh lintas-agama. Menurut Yudi sama centilnya dalam membela kepentingan agamanya masing-masing dan seenaknya mengenyampingkan kepentingan bangsa dan negara. "Ini bukti bahwa zionisme agama itu memang ada di Indonesia," ungkap Yudi.
JAKARTA - Direktur Reform Institute Yudi Latif mengatakan demokrasi suara terbanyak yang saat ini dianut oleh Indonesia berpotensi besar mengancam
BERITA TERKAIT
- Banyaknya Kementerian Jangan Sampai Membuat Pelayanan Buruk
- Kenang 20 Tahun Tsunami Aceh, Mentrans Iftitah: Momen Penting dalam Bangun Indonesia
- Geger Mahasiswi Tewas Seusai Jatuh dari Lantai 2 Gedung di UPI Bandung
- Diduga tak Bisa Berenang, Dedi Irawan Tewas Tenggelam
- Hasil Survei Lemkapi: Kepuasan Terhadap Kinerja Polri 82,1 Persen
- Libur Natal, 44.800 Penumpang & 10.580 unit Kendaraan Tinggalkan Jawa menuju Sumatera