Birokrat Sulit Berubah
Sabtu, 14 Juli 2012 – 23:31 WIB
JAKARTA - Saat ini masyarakat membutuhkan pempimpin yang transformasional, bukan transkasional. Pemimpin harus yang reformis dan tanggap terhadap perubahan. Sebab, tantangan birokrasi ke depan semakin berat karena tuntutan perubahan. Dia mengungkapkan, kesulitan terbesar dalam birokrasi adalah mengubah kebiasaan. Yang tadinya nyaman menjadi kompetitif. Demikian juga dalam sistem perencanaan dari tidak baik menjadi baik. "Kebiasaan yang tidak terukur kinerjanya menjadi kebiasaan yang sangat terukur kinerjanya, fokus pada target-target kinerja. Ini yang paling sulit,” tegasnya.
Demikian ditegaskan Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Wamen PAN&RB) Eko Prasojo dalam keterangan resminya, Sabtu (14/7).
"Tantangan berat bagi birokrasi bukannya mengadopsi pengetahuan yang diperoleh dari lingkungan aktivitas sehari-hari, melainkan melakukan perubahan mental. Ini saya alami sendiri setelah antara 8-9 bulan bekerja di lingkungan birokrasi," ujarnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Saat ini masyarakat membutuhkan pempimpin yang transformasional, bukan transkasional. Pemimpin harus yang reformis dan tanggap terhadap
BERITA TERKAIT
- Perdana di Indonesia, Teknologi Frax Pro Mampu Atasi Acne Scar hingga Stretch Mark
- Kebakaran Melanda Pangkalan Truk di Cakung Jaktim
- Bupati Pakai Kata Parah & Fatal, Guru Honorer Supriyani Boleh di Rumah Dinas
- Gelar Forum Keuangan Haji Internasional, BPKH Luncurkan Program Beasiswa Haji Indonesia
- Kabar Baik untuk Honorer Calon PPPK 2024 Merebak di Mana-mana, Full Senyum
- Kabar Baik Lagi bagi Honorer Pelamar PPPK 2024, Alhamdulillah