Bisa Eksis karena Mengelola dengan Hati
Selasa, 05 Januari 2010 – 05:51 WIB
Salah satu bentuk perhatian dan kecintaan terhadap tanah air diwujudkan dengan menerbitkan majalah berbahasa Indonesia di Los Angeles. Majalah itu sebagai sarana menjembatani aspirasi warga negara Indonesia yang tinggal di negeri Paman Sam tersebut. "Ini saya bawakan contoh majalah saya," ujarnya sembari menyerahkan lima eksemplar majalah dengan edisi berbeda kepada koran ini yang menemuinya di Jakarta seusai dia melewatkan malam pergantian tahun.
Dalam susunan redaksi, nama Ibrahim Irawan tercatat sebagai executive editor majalah bernama Indonesia Media tersebut. "Saya memang menjabat executive editor, tetapi saya pemiliknya," katanya. Irawan menyebutkan, banyak media berbahasa Indonesia yang terbit di AS, tetapi tak ada yang mampu bertahan hingga lebih dari empat tahun. "Indonesia Media sudah berusia 12 tahun (tepatnya 11 tahun, Red)," ujarnya bangga. "Banyak yang bertanya, kok bisa bertahan selama itu. Kuncinya hanya satu, karena saya menerbitkan media ini dengan hati," sambungnya.
Sejarah terbitnya Indonesia Media berawal dari keprihatinan Irawan terhadap peristiwa kerusuhan Mei 1998 yang terjadi di beberapa kota di Indonesia. Dalam peristiwa tersebut, dia merasa ada ketidakadilan yang diterima sebagian warga, khususnya keturunan Tionghoa. Banyak warga dari etnis ini yang menjadi korban kekerasan, pelecehan, dan penjarahan.
Irawan merasa sedih karena warga negara Indonesia yang tinggal di AS baru mengetahui peristiwa tersebut pada Juni. Meski agak terlambat, mereka langsung bergerak. Mereka membentuk sebuah organisasi yang diberi nama Committe for Human Right of Indonesia (CHI). Mereka menggelar unjuk rasa di AS. Mereka juga menyerukan adanya aksi yang sama di hampir seluruh dunia, seperti Hongkong, Jerman, Australia, dan Brazil. Surat protes juga mereka layangkan kepada Presiden B.J. Habibie.
Kerusuhan Mei 1998 mendorong Ibrahim Irawan untuk menerbitkan majalah berbahasa Indonesia di Amerika Serikat. Majalah komunitas itu eksis hingga
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408