Bisa Mendorong Isu Percepatan Pemilu
Kamis, 29 Maret 2012 – 06:27 WIB
Menurutnya, aksi demonstrasi mahasiswa yang mendapatkan perlawan kekerasan di banyak daerah dapat memancing kekecewaan yang meluas. Akibatnya pemerintah bakal merasakan pukulan kebencian dari masyarakat itu sendiri.
Padahal, ujar dia, aksi massa yang terjadi selama ini masih dalam batas yang sangat wajar. Gerakan massa itu lebih didominasi oleh harapan tidak terjadinya kenaikan harga BBM. Tidak memiliki agenda lainnya yang lebih urgen. "Nah, jika agenda yang jelas itu ternodai oleh sikap represif aparat, bakal melanjukan pada agenda lainnya yang sebenarnya tidak diharapkan,” ungkap Yudhi Latif.
Berdasarkan pengamatannya, Yudhi menyebutkan secara nyata terlihat aparat kepolisian itu menikmati aksi kekerasan yagn dilakukannya. Bahkan kekerasan tersebut ditengarai sebuah upaya skenario yang tersusun rapi.
Dia menuturkan indikasi skenario kekerasan itu kentara pada beberapa titik kekerasan, seperti di Makassar dan Jakarta. Terbukti keberingasan polisi yang menganiaya mahasiswa, sehingga menimbulkan korban luka. "Seharusnya polisi itu cukup mengamankan saja. Tidak perlu melakukan kekerasan seperti itu. Karena ini yang dapat memancing amarah demonstran,” imbuhnya.
JAKARTA – Aksi mahasiswa dan masyarakat yang menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), perlu disikapi secara lebih bijak. Aparat kepolisian
BERITA TERKAIT
- Indo Barometer Bantah Lakukan Survei di Kolaka Utara yang Memenangkan Sumarling Majja–Timber
- Imigrasi Denpasar Tolak Permohonan Paspor 3 CPMI Non-Prosedural Untuk Hindari TPPO
- KPK Cecar Ipar Jokowi terkait Pengaturan Lelang di Kemenhub
- Letjen TNI Richard Pimpin Upacara Pemberangkatan Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda XXXVII-K ke Afrika Tengah
- Dukung Penuh Pengamanan Pilkada di Puncak, Tim Asistensi Operasi Damai Cartenz 2024 Turun Gunung
- KPK Sebut Belum Ada Tersangka Baru terkait Kasus e-KTP