Bisa Mengurangi Angka Pengangguran di Indonesia, Energi Terbarukan Harus Digarap Serius

jpnn.com, JAKARTA - Transisi energi dari fosil ke terbarukan diyakini bisa menjadi salah satu solusi mengatasi krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Jika energi terbarukan digarap serius, satu masalah, yakni pengangguran bisa diatasi, karena sektor ini membuka peluang lapangan kerja baru yang cukup besar.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan pemerintah Indonesia seharusnya lebih serius menggarap energi terbarukan untuk mengurangi pengangguran.
"Jadi ekonomi tumbuh lebih resilient, dan di satu sisi menciptakan tenaga kerja hijau sehingga bisa mengatasi pengangguran," kata Fabby.
Fabby memberikan gambaran, penambahan satu gigawatt (GW) pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) bisa menciptakan lapangan kerja sampai dengan 30 ribu orang.
Jika pembangunan PLTS semakin massif, industri lain seperti modul surya juga akan tumbuh.
"Kami bayangkan kalau pasarnya bisa tumbuh 3 GW per tahun, maka kemudian diharapkan industri baik dari shell, kaca, sampai modul suryanya bisa tumbuh. Mereka tidak hanya kompetitif di pasar nasional, tapi juga di pasar global," tutur Fabby.
Sedangkan Direktur Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Kementerian PPN/Bappenas Mahatmi Parwitasari Saronto memprediksi angka pengangguran pada 2020 bisa mencapai 11 juta orang.
Jika energi terbarukan digarap serius, satu masalah, yakni pengangguran bisa diatasi, karena sektor ini membuka peluang lapangan kerja baru yang cukup besar.
- Kemenperin: Lapangan Kerja Tumbuh 20 Kali Lebih Besar dibandingkan PHK
- Investasi Cerdas Panel Surya Bisa Jadi Penyelamat Bumi, Berikut Faktanya
- Marak PHK, Wamenaker: Masih Banyak Lapangan Kerja
- Eddy Soeparno: Akselerasi Transisi Energi Dukung Target Ekonomi 8 Persen Tercapai
- Pengembangan Kawasan Pesisir Utara Berdampak Positif pada UMKM & Lapangan Kerja
- Jadi Pemateri di Retret Kepala Daerah, Menko Airlangga Dorong Penciptaan Lapangan Kerja